Klarifikasi Keluarga Terkait Kasus Mutilasi di Ciamis: "Ada Kesalahpahaman Mengenai Motif dan Kondisi Pelaku"

Klarifikasi Keluarga Terkait Kasus Mutilasi di Ciamis: \"Ada Kesalahpahaman Mengenai Motif dan Kondisi Pelaku\"*
Klarifikasi Keluarga Terkait Kasus Mutilasi di Ciamis: \"Ada Kesalahpahaman Mengenai Motif dan Kondisi Pelaku\"
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Dalam sebuah video klarifikasi yang diunggah di TikTok oleh akun @HerawatiZahra, keluarga dari korban kasus mutilasi di Ciamis angkat bicara mengenai sejumlah isu yang beredar seputar tragedi yang terjadi pada Jumat, 3 Mei 2024. Hera, keponakan dari korban, memberikan penjelasan terkait beberapa tuduhan dan rumor yang dinilai tidak benar.

 

“Saya Hera, di sini sebagai keluarga Wa Acun, ingin berbicara dengan berita yang beredaran di luar sana, yang harus diluruskan,” ujar Hera dalam video tersebut. Ia mengklarifikasi bahwa isu tentang anak korban terlilit hutang pinjol hingga ratusan juta karena bermain slot tidak benar. “Memang pernah kejadian terlilit pinjol karena slot, tapi itu sudah lama dan sudah terselesaikan,” tambahnya.

 

Hera juga membantah kabar yang menyebutkan bahwa penyebab cekcok antara suami dan istri adalah membela anak yang terlilit pinjol. Menurut Hera, yang sering mengunjungi keluarga tersebut, hubungan mereka harmonis dan tidak ada tanda-tanda perselisihan serius. Isu terkait pesugihan juga disanggah, dengan menyatakan bahwa Wa Tarsum, pelaku mutilasi, adalah orang yang rajin beribadah.

 

Baca Juga:Pemeriksaan Psikologis Tersangka Pembunuhan di Ciamis, Polisi Fokus pada Kondisi MentalMotif Tarsum Sang Pelaku Mutilasi Istrinya Sendiri Di Ciamis!

Hera kemudian berbicara tentang kondisi mental Wa Tarsum sebelum kejadian tragis itu. “Uwa Tarsum depresi itu karena sakit, dan dalam keluarga sedang dalam upaya pengobatan,” jelasnya. Ia mengungkapkan bahwa perubahan perilaku pada pelaku mulai terlihat sebelum bulan puasa, seperti sering berbicara sendiri dan menepuk-nepuk jidatnya. Hera menyatakan bahwa upaya untuk mengobati sudah dilakukan, termasuk mengunjungi puskesmas dan mendapatkan saran untuk membawa Wa Tarsum ke psikiater.

 

Namun, upaya tersebut tidak mencegah peristiwa mengerikan yang terjadi pada Jumat, 3 Mei. Hera menjelaskan bahwa keluarga telah merencanakan untuk membawa Wa Tarsum ke psikiater, tetapi malapetaka itu terjadi sebelum mereka bisa melakukannya. “Pada hari Kamis, saya sempat menjenguk Wa Tarsum ke rumahnya, dan terlihat baik-baik saja. Namun pada hari Jumat, kami keluarga berencana untuk membawa Wa Tarsum untuk melakukan pengobatan, namun naasnya kejadian (mutilasi) tak terduga itupun terjadi,” kata Hera sambil menangis.

 

0 Komentar