Ironi Nelayan Subang Terjerat Rentenir Karena Sulit Dapat Bantuan Program Pemerintah

nelayan subang
YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES BAHAS: Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Subang Dinar Waldinar (tengah) bersama staf tengah membahas nelayan, pembudi daya, petambak yang terjerat rentenir.
0 Komentar

SUBANG-Jeratan rentenir tak bisa dihindarkan. Nelayan di Subang pun terjebak dalam jeratan tersebut. Akibatnya mereka sulit mendapat bantuan program nasional kredit Rp10 juta tanpa agunan.

Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang Dinar Waldinar mengatakan, nelayan, petambak dan pembudidaya bisa mengikuti program pemerintah dimana bisa mendapat pinjaman dari bank Rp 10 juta tanpa agunan. Dalam praktiknya, hanya 20 persen saja nelayan yang mengikuti program tersebut.

“Dikarenakan banyak nelayan, pembudi daya, petambak yang meminjam ke bank emok (rentenir, red). Ini tidak bisa dipungkiri, mereka seringnya meminjam ke bank emok (rentenir, red), katanya kepada Pasundan Ekspres, Senin (15/3).

Baca Juga:Satu Bulan Setelah Banjir Tanggul Cipunagara Masih Bolong, Ini Penjelasan Kepala Desa BongasTerbit Maklumat, Demokrat Kabupaten Bandung Barat Tegas Dipimpin AHY

Berdasarkan data, jumlah nelayan, petambak juga pembudi daya ada tidak kurang dari 5.000 orang. Dinar meyakini, sangat banyak di antara mereka yang meminjam uang ke rentenir.

Kondisi itu, kata dia, menyulitkan untuk mendapatkan program pemerintah yakni kredit Rp10 juta tanpa agunan.

Kepala Bidang Tangkap Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Subang Budi Rakhman mengatakan, tipikal nelayan di Pantura sering meminjam ke rentenir. Dimana tanpa disadari akan berpengaruh jika ada perbankan yang menawarkan program kredit.

“Program perbankan yang menggulirkan kreditnya seperti Bank BRI dengan KUR (Kredit Usaha Rakyat) hanya 20 persennya saja yang bisa,” katanya.

Budi menghimbau kepada nelayan, petambak dan pembudi daya yang sudah mendapatkan KUR dari Bank BRI Rp 10 juta tanpa agunan tersebut, agar menggunakannya dengan bijak dan jangan membeli barang-barang yang konsumtif.

Sekretaris DKUPP Kabupaten Subang Suwitro mengatakan, rentenir sangat susah ditidadakan. Pasalnya, banyak masyarakat Kabupaten Subang yang meminjam dengan metode tanggung renteng tersebut. Alhasil “Ya masalahnya banyak yang minjemnya juga. Disamping persayaratan hanya KTP saja, jadi menggurita,” ungkapnya.(ygo/ysp)

0 Komentar