Oleh Ummi Nissa
Penulis dan Komunitas Muslimah Rindu Surga
Aksi teror yang dilakukan oleh KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) Papua semakin brutal. Mereka berani mengancam penerbangan sipil. Kali ini ulah mereka disinyalir karena kecewa tidak mendapatkan jatah dana desa. Kelompok ini tidak segan-segan meneror aparat keamanan ataupun warga setempat.
Sebagaimana yang dilansir dari indoglobenews.co.id (13/3/2021), Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua menyandera pesawat perintis milik Susi Air jenis Pilatus PC-6 S1-9364 PK BVY di Lapangan Terbang Wangbe, Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Papua.
Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan bahwa Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sempat mengancam agar pesawat maskapai Susi Air tidak membawa penumpang aparat TNI/Polri dan mereka menyatakan kekecewaannya terhadap kepala kampung yang tidak memberinya dana desa.
Baca Juga:Peran Serta Pemuda dalam Membangun NegaraImpor Beras, Antara Benci dan Cinta
Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi mengatakan KKB tidak berhak mendapatkan dana desa. Sebab hal tersebut digunakan untuk pembangunan desa dan peningkatan kesejahteraan warga desa.
Ia menambahkah bahwa pemanfaatan dana desa juga dapat digunakan untuk tugas prioritas nasional, ketahanan pangan, penanggulangan Covid-19, serta infrastruktur desa. Ia memberikan contoh penggunaan dana desa di Desa Ilambet, Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua antara lain untuk posyandu Rp64 juta, pemeliharaan jalan Rp50 juta, rehabilitasi rumah Rp168 juta.
Sementara itu berdasarkan penyelidikan polisi ditemukan fakta yang mengejutkan, bahwa salah satu sumber pemasukan keuangan KKB berasal dari rampasan anggaran dana desa. Mereka menggunakannya untuk membeli senjata api dan amunisi. Kepala kampung terpaksa memberikan sebagian dari dana desanya karena mendapat ancaman keamanan.
Aksi yang dilakukan oleh KKB Papua tersebut sudah terkategori sebagai aksi teror sebab mengancam keamanan dan menciptakan rasa takut di tengah masyarakat. Rasa aman sudah menjadi barang yang mahal di bumi Cendrawasih. Pemerintah tidak boleh lamban atau menganggap enteng ulah dari pasukan bersenjata ini.
Akibat ketidaktegasan pemerintah menjadikan aksi kelompok ini semakin beringas dan terus melakukan teror. Terbukti sepanjang tahun 2021 saja dalam kurun waktu 3 bulan KKB Papua tercatat telah melakukan 12 kali aksi kejahatan, dilansir dari detik.com (15/2/2021).