Perempuan dan Terorisme

Perempuan dan Terorisme
0 Komentar

Intinya, mengubah pemahaman umat menjadi sekuler, liberal, moderat dan “toleran”. Ini adalah agenda besar yang diusung musuh-musuh Islam untuk meghalangi kebangkitan Islam secara halus.

Merupakan tugas dari seluruh pihak yang terkait dengan dakwah untuk mengajarkan umat tentang Islam kafah, menanamkan akidah yang lurus dan membentuk kepribadian Islam.

Juga mengajarkan makna toleransi adalah” lakum diinukum walyadiin”. Mengajarkan untuk menerima pluralitas tetapi menolak pluralisme. Dan mengajarkan untuk menerima Islam secara keseluruhan dan memperjuangkannya, bukan menerima sebagian dan menolak sebagiannya.

Baca Juga:Mampukah Bank Syariah Eksis, di Tengah Gempuran KapitalisJadikan Bulan Ramadhan sebagai Bulan Perjuangan

“Islam kafah yang seperti ini tentu tidak bisa dikatakan sebagai Islam radikal dengan makna terorisme. Perempuan yang dididik dengan Islam kafah akan menjadi ibu yang shalihah, menjaga kehormatan dirinya, mendidik anak dan keluarganya dengan benar, menjadikan keluarganya sebagai basis bagi dakwah Islam dan ikut menjaga kebaikan dimasyarakatnya”.

Sedangkan faktor lain seperti ketidakadilan ekonomi, hukum dan seterusnya, persoalan ini tidak akan mampu dihilangkan selama ditetapkannya sistem kapitalisme.

Hanya Islam yang mampu memberikan solusi sempurna, karena syariat Islam diturunkan dari sang Maha pencipta, yang mengetahui secara detail karakter ciptaa-Nya dan apa yang terbaik bagi mereka.

Maka, tak perlu takut menjadi radikal dalam makna menjalankan Islam secara kafah. Justru inilah yang akan mengantarkan perempuan menjadi Ibu yang melahirkan umat terbaik bagi manusia. Insyaa Allah.

“Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. (TQS. Ali Imran: 110)

Laman:

1 2 3
0 Komentar