Melihat Budidaya Maggot di Rumah Edukasi

Budidaya Maggot
INDRAWAN SETIADI/PASUNDAN EKSPRES INOVASI: Aktivitas di Rumah Edukasi Pengolahan Daur Ulang (PDU) Sampah Organik Bio Konversi Maggot BSF di Blok Cibogo Kelurahan Dangdeur, Selasa (13/4).
0 Komentar

SUBANG-Rumah Edukasi Pengolahan Daur Ulang (PDU) Sampah Organik Bio Konversi Maggot BSF di Blok Cibogo Kelurahan Dangdeur berhasil mengupayakan pengembangan untuk mewujudkan Subang Zero Waste, Ketahanan Pangan, dan Kelestarian Alam.

Ketua PDU TPS 3R Rumah Edukasi Teddy Koswara SSos mengatakan, Rumah Edukasi mampu mewujudkan pengolahan daur ulang sampah organik dengan metode bio konversi maggot BSF. Budidaya maggot BSF bisa dilakukan dimana saja dengan skala yang sesuai dengan kemampuan para peternak.

“Menjadi salah satu pakan ikan yang dapat menghemat harga pakan ternak seperti pelet yang mulai menanjak naik di pasaran. Maggot Black Soldier Fly (BSF) adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon. BSF Memiliki siklus pertama dari larva BSF yang nantinya bermetamorfosa menjadi lalat dewasa,” jelasnya.

Baca Juga:ASTRA Tol Cipali Raih Penghargaan dari KemenhubSetiap Hari, Harga Pangan Naik 10 Persen

Teddy menuturkan, fase metamorfosa BSF dimulai dari telur, larva prepupa, pupa, dan lalat dewasa dengan rentang usia 40-45 hari saja.

“Dengan metamorfosa maggot yang tidak memakan waktu yang lama membuat budidaya maggot ini cukup menjanjikan terlebih banyaknya peternak ikan yang mulai berlalih dari pakan ikan pelet ke maggot ini,” ungkap Teddy.

Untuk mengembangbiakan maggot ini, pembudidaya cukup memberikan makanan organik supaya bisa tumbuh dengan baik.

“Kalau saya biasanya memberikan labu siam, yang dibiasanya diberikan 4 kali dalam sehari, agar bisa tumbuh dengan baik,” katanya.

“Kemampuan maggot BSF dalam memakan limbah organik sangat memukau. Sejumlah 15 ribu larva Black Fly Soldier dapat menghabiskan sekitar 2 kg makanan dan limbah organik hanya dalam waktu 24 jam saja,” katanya.

Berbagai keunggulan maggot BSF yakni tidak bau amis seperti pakan lainnya, tidak jorok, mudah diambil dan disimpan. Mudah dicerna oleh hewan ternak, murah dibeli dan hemat, sehat bagi hewan ternak, budidayanya mudah dan tanpa ribet, panen jelas dan teratur.

Dalam hal tersebut Teddy memanfaatkan sampah organik yang ada di lingkungannya, dengan kelompok pekerja yang terdiri dari kader-kader yang didominasi oleh ibu rumah tangga. Sehingga sangat simbiosis mutualisme, dimana ibu rumah tangga di lingkungannya saat ini sudah memiliki mindset ‘butuh’ pada sampah organik.

0 Komentar