Selain itu, kondisi seperti ini justru memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk menjaga kualitas puasa kita. Sebab, ada banyak hal dapat mengurangi kualitas atau pahala puasa seperti ghibah, namimah, berkata berdusta, menatap lawan jenis dengan syahwat, sumpah palsu, berkata laghwu, rafats atau sia-sia, menfitnah, riya, berbuka puasa dengan sesuatu yang haram, melaknat atau mendoakan orang yang tidak baik dan mencaci-maki, menjaga telinga, mata, lidah dan perutnya dari perkataan yang haram yang kesemua itu lebih mungkin kita lakukan ketika bertemua dengan banyak orang lain di luar rumah. Maka dengan tetap berada di dalam rumah logikanya kita akan lebih terjaga dari hal-hal yang mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa kita. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda yang artinya Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa: membicarakan orang lain (ghibah), mengadu domba (namimah), berbohong, memandang dengan syahwat, dan sumpah palsu (HR Ad-Dailami). Sedangkan yang selain lima hal yang tersebut dalam hadits tersebut di atas adalah turunan dari 5 hal yang membatalkan pahala puasa.
Maka orang berpuasa ramadhan spesial tahun ini mestinya ibadah, kebaikan, amal-amal shalihnya, jauh lebih meningkat, sebab ia tidak terganggu konsentrasinya dengan aktivitas lain di luar rumah, kecuali ibadahanya semata. Mari sambut ramadhan tahun ini dengan tetap semangat menjalankan ibadah puasa, mengerjakan amal sholeh, bershalawat kepada Rasulullah sebanyak-banyaknya, berbuat baik kepada kedua orang tua kita (birul walidaini), memohon rahmat dan ampunan Allah SWT sehingga kita tidak menjadi umat yang merugi, sebagimana tersurat dalam HR Abu Huraira ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya ”Celakalah orang yang tidak bershalawat kepadaku tatkala namaku diucapkan orang lain disisinya. Dan celakalah orang ayng menyia-nyiakan peluang emas, berbakti memenuhii hak kedua orang tua penyebab masuk syurga, padahala bapak-ibu atau salah satu dari mereka masih hidup di sisinya, namun ia tidak melakukannya. Dan celakalah orang yang tidak mau memohon rahmat dan ampunan Allah selama bulan Ramadhan padaha ia berkesempatan hidup sejak awal hingga akhir Ramadhan. Maka tertipulah ia. Terakhir, fokuskan diri kita untuk meraih derajad takwa sebagaimana janji Allah di akhir ayat 183, QS Al-Baqarah …agar kamu bertakwa”. Sambil terus bermohon kepada Alloh SWT di bulan mubarak ini agar wabah ini segera berlalu, karena doa di bulan ini adalah mustajabah. Aamiin.