Antara Kerinduan dan Kebijakan Mudik

mudik lebaran
0 Komentar

عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَه
Dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari)

Islam menganjurkan kaum muslimin untuk menjalin tali silaturahmi, apalagi di saat Hari Raya Idul Fitri. Dimana Idul Fitri menjadi simbol kemenangan dan momen yang penting setelah sebulan penuh mengumpulkan pahala dan berpuasa menahan godaan dari yang membatalkannya. Idul Fitri menjadi momen berkumpulnya keluarga besar untuk melepaskan rindu dan saling bermaaf-maafan. Karena itu, silaturahmi memiliki banyak keutamaan.

Jika saja Islam menjadi dasar dalam bernegara untuk mengatur semua urusan umatnya, termasuk ketika terjadinya wabah, yakinlah bahwa pandemi pada saat ini akan lebih mudah diatasi. Kebijakan akan lahir dari tuntunan agama yang sempurna, yakni Islam. Islam kaffah dalam naungan Khilafah. Khilafah yang mampu mewujudkan kesejahteraan yang selama ini umat dambakan. Kebijakan demi kemaslahatan umat semata dan bukan kebijakan yang lahir dari hawa nafsu belaka. Mudik yang menjadi sarana bersilah ukhuwah bisa terlaksana seperti tahun-tahun sebelumnya.

Wallahu’alam bhishowab…

Laman:

1 2
0 Komentar