Kemenkes Perluas Vaksinasi HPV dalam Rangka Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAS) 2024

Kemenkes Perluas Vaksinasi HPV dalam Rangka Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAS) 2024
Kemenkes Perluas Vaksinasi HPV dalam Rangka Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAS) 2024
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah memperluas cakupan vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) dalam upaya mencegah kanker serviks. Vaksin ini, yang awalnya diberikan pada anak-anak kelas 5 dan 6 SD, kini akan mencakup anak usia 15 tahun. Program vaksinasi massal ini dijadwalkan dilaksanakan serentak dengan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAS) pada Agustus mendatang.

 

“Pada 2023, vaksinasi HPV diberikan untuk anak kelas 5 dan 6 SD. Tahun ini, vaksin akan diberikan juga pada anak usia 15 tahun. Program ini akan dimulai pada awal Agustus untuk kelas 5 dan 6 SD serta kelas 3 SMP,” jelas Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine, saat Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2024 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (25/4), mengutip laporan dari detikHealth.

 

Menurut Prima, langkah ini diambil untuk mengurangi angka kasus kanker serviks di Indonesia. Saat ini, Indonesia menempati posisi teratas dalam jumlah kasus kanker serviks di kawasan ASEAN.

 

Baca Juga:Pengaruh Terhadap Lonjakan Kasus DBD 2024 di IndonesiaKomisi IX DPR RI dalam Mengakselerasi Eliminasi Malaria Menuju Indonesia Bebas Malaria 2030

Selain vaksinasi, mulai tahun ini pemerintah juga akan meningkatkan upaya skrining kanker serviks bagi perempuan berusia 30-69 tahun. Ini dilakukan untuk mencegah kanker serviks berkembang ke tahap lanjut, yang bisa berakibat fatal.

 

Kanker serviks merupakan kondisi di mana sel-sel abnormal tumbuh di leher rahim. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks adalah salah satu dari empat jenis kanker paling umum yang dialami oleh perempuan di seluruh dunia.

 

Pada tahun 2022, tercatat 660 ribu kasus baru kanker serviks di seluruh dunia. Di tahun yang sama, terjadi sekitar 350 ribu kematian akibat kanker serviks.

 

Tingginya angka kejadian kanker serviks umumnya ditemukan di negara berpendapatan rendah dan menengah, yang disebabkan oleh keterbatasan akses terhadap vaksinasi HPV dan layanan skrining yang memadai.

 

Pemberian vaksinasi HPV dianggap sebagai strategi paling efektif untuk mencegah kanker serviks. Dengan perluasan cakupan vaksinasi dan upaya skrining yang lebih agresif, diharapkan tingkat kanker serviks di Indonesia dapat dikurangi, sekaligus mencegah kasus yang lebih serius di masa depan.

0 Komentar