Pengaruh Terhadap Lonjakan Kasus DBD 2024 di Indonesia

Pengaruh Terhadap Lonjakan Kasus DBD di Indonesia
Pengaruh Terhadap Lonjakan Kasus DBD di Indonesia
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data yang dikumpulkan Kementerian Kesehatan RI hingga minggu ke-16, tercatat bahwa ada 76.132 orang yang terinfeksi DBD. Angka ini hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, di mana hanya ada 25.050 kasus.

 

Selain lonjakan jumlah kasus, jumlah kematian akibat DBD juga meningkat drastis. Pada minggu ke-16 tahun 2023, ada 180 orang meninggal dunia karena DBD, sementara pada periode yang sama tahun 2024, angka ini melonjak menjadi 540 jiwa.

 

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan bahwa peningkatan jumlah kasus DBD disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di tingkat individu. “Kesadaran masyarakat dan individu terhadap PSN masih rendah. Ini juga dipengaruhi oleh fenomena El Nino dan perubahan iklim yang menyebabkan perubahan musim,” kata dr. Nadia dalam wawancara dengan detikcom beberapa waktu lalu.

 

Baca Juga:Komisi IX DPR RI dalam Mengakselerasi Eliminasi Malaria Menuju Indonesia Bebas Malaria 2030Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Naik Setelah Suku Bunga Ditingkatkan Oleh BI!

dr. Nadia juga memberikan rincian mengenai wilayah dengan jumlah kasus DBD tertinggi dan tingkat kematian tertinggi. Berikut adalah lima kabupaten/kota dengan jumlah kasus DBD tertinggi di tahun 2024:

1. Kabupaten Tangerang: 2.540 kasus

2. Kota Bandung: 1.741 kasus

3. Kota Bogor: 1.547 kasus

4. Kabupaten Bandung Barat: 1.422 kasus

5. Kabupaten Lebak: 1.326 kasus

 

Sementara itu, lima kabupaten/kota dengan jumlah kematian akibat DBD tertinggi pada tahun 2024 adalah:

1. Kabupaten Bandung: 25 kematian

2. Kabupaten Jepara: 21 kematian

3. Kabupaten Subang: 18 kematian

4. Kabupaten Kendal: 16 kematian

5. Kota Bekasi: 15 kematian

 

Di sisi lain, dr. Nadia mengakui bahwa kesadaran masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat sejak pandemi COVID-19. Hal ini juga berpengaruh pada peningkatan deteksi penyakit DBD. “Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan pasca pandemi lebih baik, sehingga jika sakit mereka segera ke fasilitas kesehatan,” jelasnya.

 

Kenaikan angka DBD yang drastis ini menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan langkah-langkah pencegahan, termasuk pemberantasan sarang nyamuk dan edukasi publik. Hanya dengan tindakan bersama, lonjakan kasus DBD dapat ditekan dan jumlah kematian bisa dikurangi.

0 Komentar