Limbah Kapal FSRU Diduga Bocor Akibatnya Area Tangkap Ikan Menyempit

Limbah Kapal FSRU Diduga Bocor Akibatnya Area Tangkap Ikan Menyempit
Limbah Kapal FSRU Diduga Bocor Akibatnya Area Tangkap Ikan Menyempit
0 Komentar

SUBANG-Nelayan di Kecamatan Legonkulon mengeluhkan ada penyempitan area tangkap ikan, serta diduga adanya kebocoran limbah. Hal ini seiring adanya aktivitas pembangunan sandaran dan penanaman Kapal Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Perairan Subang Utara.

Salah satu perwakilan Serikat Nelayan Subang, Samsul Muharif mengatakan, sejak tanggal 20 April lalu, nelayan di wilayah Mayangan dan Legonwetan menyampaikan keresahan terkait adanya aktivitas kapal tersebut. Sebab, nelayan merasa tidak ada sosialisasi terkait dengan tihang pancang pembangunan sandaran dan penanaman Kapal Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Jawa Satu di perairain wilayah Subang Utara, tepatnya wilayah perairan Pondok Bali.

“Kalau di Blanakan, Ciasem dan Grinting itu ada sosialisasi, tapi untuk nelayan di wilayah labuhan kulon atau di Pondok Bali itu tidak ada sama sekali sosialisasi,” kata Samsul ketika dikonfirmasi Pasundan Ekspres Senin (26/4).

Baca Juga:300 Karung Tutup Rembesan di Pintu AirSempat Tertunda, Bantuan Kemensos Segera Disalurkan oleh PT Pos

Menurutnya, aktivitas tersebut membuat penyempitan ruang gerak area tangkap nelayan diakibatkan dari pembangunan sandaran kapal, penanaman Kapal FSRU Jawa Satu dan kapal-kapal lainnya.

Apalagi area yang digunakan kapal FSRU adalah area strategis  untuk nelayan mencari ikan, sehingga profesi masyarakat setempat dan nelayan sekitar yang mencari nafkah melalui tangkapan di area tersebut terganggu.

“Nelayan memang merasa terganggu dan kesulitan, karena sehari-harinya menangkap ikan di area situ, sekarang areanya semakin sempit. Padahal titik itu merupakan hal yang sangat strategis,” imbuhnya.

Ia melanjutkan, karena tak ada sosialisasi pada nelayan menimbulkan keresahan-keresahan yang dialami nelayan dengan dampak yang dihadapi. Apalagi nelayan juga mendapati ada indikasi kebocoran limbah pada pipa oil spill di area titik koordinat  6 6`38”, 107” 49’8” yang berdampak pada penyempitan areal tanam.

“Limbah seharusnya tidak dibuang sembarangan dan ada tempat pembuanganya tersendiri. Kalau memang itu ada kebocoran Mohon untuk segera dilakukan tindakan dan perbaikan,” imbuhnya

Terkait hal ini, Serikat Nelayan Subang sebenarnya berencana menggelar aksi demonstrasi pada Minggu 25 April lalu. Namun kegiatan ini urung dilaksanakan dan rencananya akan diganti dengan audiensi serta mempertimbangkan prokes, audiensi yang rencananya difasilitasi Polres Subang tersebut akan mempertemukan nelayan dengan pihak terkait.

0 Komentar