Korban (Nilai) PJJ Berjatuhan, Al-Qur`an Solusinya

Korban (Nilai) PJJ Berjatuhan, Al-Qur`an Solusinya
0 Komentar

Oleh:

1.Hanum Suroyya, M.Si. (Guru Geografi MAN 3 Jakarta)

2.Drs.H.Priyono,M.Si ( Dosen Fakultas Geografi UMS dan Fasilitator Workshop Penulisan di Koran )

Hidup bukan untuk mencari masalah, memang betul. Fenomena ghosting dalam Pembelajaran jarak jauh (PJJ ) bisa menjadi masalah. Pertemuan kelas secara virtual di Google Meet atau Zoom Meeting sering menyisakan masalah bagi guru. Ghosting ini seolah ada, namun tiada. Kamera dan speaker pada aplikasi tersebut dicoret, yang berarti tidak diaktifkan oleh siswa. Guru kadang bisa “memaksa” siswanya mengaktifkan kamera dan suara. Lebih sering tidak bisa dengan berbagai alasan yang dikemukakan siswa. Kamera gawai rusak, sinyal, kuota, jaringan yang menjadi alasan membuat guru harus bisa memaklumi. Terlepas jujur atau tidak siswa tersebut, guru tetap harus bisa memaklumi. Seperti halnya pembelajaran tatap muka semestinya guru dan siswa harus bertatap muka juga di dunia maya agar ucapan , sikap dan perilaku siswa dapat dipantau dengan baik, ini menjadi bagian dari tugas memanage kelas. Bisa jadi kegagalan pembelajaran dimulai dari managemen kelas yang kurang baik.

Tampaknya masalah ghosting itulah yang menarik dan update untuk diangkat menjadi bahan tulisan di koran. Masalah ini juga bisa dijadikan Penelitian Tindakan Kelas. Tentu ada perbedaan yang besar antara menulis PTK, untuk jurnal, atau untuk dimuat di koran. Masing-masing punya aturan bahkan gaya selingkung. Menulis di Koran harus mengambil tema yang hangat, tema yang sedang dibicarakan dalam masyarakat sehingga short time, sedangkan menulis di jurnal, melalui proses yang panjang dan tema temanyapun bisa berlaku jangka lama, kadang saat submit sampai publis bisa memakan waktu satu tahun. Sedangkan PTK bisa antara keduanya.

Baca Juga:Masker Pencegah Covid-19 dan Perilaku ManusiaVaksinasi: Dari Harapan Tatap Maya Menuju Tatap Muka

Memang betul guru masa kini dituntut semakin profesional dengan PKB-nya, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Tak peduli berasal dari generasi kolonial atau milenial, tuntutan itu berlaku. Apalagi untuk guru yang pendapatan bulanannya diperoleh dari anggaran negara atau provinsi. Melakukan PKB merupakan hal yang tidak bisa dihindari.

Salah satu unsur PKB adalah membuat karya tulis ilmiah. Bagi guru, karya tulis ilmiah yang senapas dengan pekerjaannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melakukan PTK sesungguhnya menggambarkan kerendahan hati seorang guru untuk selalu bercermin apakah dirinya telah melakukan perbaikan atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Guru dengan penuh kesadaran menilai dirinya harus terus melakukan refleksi atas tugas pokok fungsi. Merencanakan pembelajaran berdasarkan hasil refleksinya, kemudian melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencananya. Ia tidak sendiri. Seorang koleganya menjadi kolaborator sekaligus observer.

0 Komentar