Oleh : Ari Wiwin
Pegiat Literasi
Mudik adalah momen setiap mendekati hari besar keagamaan baik muslim atau non-muslim dan itu hanya sering terjadi di Indonesia. Momen tersebut selalu ditunggu-tunggu oleh sebagian orang yang merantau dan jauh dari kampung halaman. Namun tradisi mudik tahun ini harus terhalang aturan baru dari pemerintah selama pandemi Covid-19 masih ada.
Menurut Kapolresta Bandung, Kombes Pol. Hendra Kurniawan sebanyak 8 pos penyekatan sudah didirikan di Kabupaten Bandung, sejak adanya keputusan pemerintah yang menetapkan larangan mudik Ramadan 2021. Jika ada kendaraan yang nekat melakukan mudik akan dipinta putar balik, sanksi ini berlaku sejak 6 Mei 2021. Akan tetapi bagi para pemudik lokal Bandung akan tetap diperbolehkan. Jalur utama dan jalan tikus yang sering dialui pemudik juga akan dijaga ketat aparat (Dikutip prfmnews. id, 15 April 2021).
Mudik memang hal paling istimewa yang selalu ditunggu setiap tahun oleh para perantau. Bersilaturahmi bersama orang tua dan sanak saudara merupakan momen kebersamaan keluarga, karena hal tersebut adalah peristiwa langka yang selalu dinantikan.
Baca Juga:Gempa, Mitigasi Berbasis Tekno Dan Tanggung Jawab NegaraEkonomi Tumbuh, Pengangguran Naik Bukti Gagalnya Sistem
Larangan mudik bagi masyarakat tertentu bukanlah akhir segalanya. Mereka akan mencari cara agar tetap mudik hingga melalui jalan tikus sekalipun. Bahkan mereka rela berbohong dan mencari alasan apapun demi bisa pulang ke kampung halaman. Misalnya dengan mengatakan ada keluarga yang sakit atau meninggal, bahkan ada yang sampai menyogok petugas.
Larangan mudik diberlakukan dengan alasan pandemi Covid-19 belum berakhir, tapi anehnya akses wisata dibiarkan terbuka. Tentu saja larangan mudik tidak akan efektif jika celah penularan muncul dari area wisata. Akan banyak kerumunan warga di beberapa titik sebagai pelampiasan tak bisa pulang kampung.
Inilah kebijakan dari sistem kapitalis yang hanya memperhatikan kebijakan parsial demi keuntungan tak seberapa. Kebijakan pemerintah yang berubah-ubah tidak menjadi solusi jitu dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini bahkan malah semakin banyak yang terkena virus. Jika saja pemerintah dari awal mengambil kebijakan lock down, di daerah yang sudah terkena virus, kemungkinan wabah tidak akan menyebar ke penjuru negeri.