Kesepakatan tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani kepala daerah dari Kabupaten Sumedang, Subang, Majalengka, Indramayu, Kuningan, Cirebon dan Kota Cirebon pada hari pertama West Java Invesment Summit (WJIS) 2020 di Hotel Savoy Homann, Senin (16/11) tahun lalu.
Rebana menjadi kawasan metropolitan ketiga di Jabar setelah kawasan Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi) dan Bandung Metropolitan (Kota/Kab Bandung, Bandung Barat, Cimahi, Sumedang).
“Jabar sebelumnya sudah punya dua metropolitan, Bodebek dan Bandung Metropolitan, Rebana ini yang ketiga,” ujar Ridwan Kamil atau Kang Emil disela West Java Invesment Summit (WJIS) 2020.
Baca Juga:SPN: Banyak Perusahaan Belum Daftarkan PekerjaUnsika Support Fakultas Kedokteran
Dikatakannya, Rebana Metropolitan diproyeksikan akan menyerap 4,3 juta tenaga kerja yang sangat diharapkan warga terdampak Covid-19. “Kalau lancar, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, sudah mencatat Rebana akan menyerap 4,3 juta lapanga kerja. Artinya akan akan 4,3 juta kepala keluarga yang terbantu,” jelasnya.
Kang Emil menuturkan, memiliki empat poin strategi untuk mengembangkan Rebana Metropolitan. Pertama adalah menyeimbangkan tata ruang antara kota baru, lahan pertanian, dan lahan hijau.
“Kedua, kami akan membentuk badan otorita pengelola Rebana Metropolitan. Akan dicari orang-orang berpengalaman, saya akan membuka lowongan pekerjaan, dalam dua bulan nanti orang itu setara eselon II akan mengoordinasikan 13 titik kota baru di Rebana Metropolitan,” ucapnya.
Menurut Kang Emil, Rebana Metropolitan sudah menjadi atensi Presiden RI. Oleh karena itu, akan ada banyak dana APBN untuk memperbaiki infrastruktur. “Pemerintah pusat sudah menyiapkan koneksi jalan tol yang utara-selatan, mengkoneksi jalur Cipali ke Patimban. Jalur kereta api juga sama, kita bikin vertikal utara-selatan, sehingga hal ini menjadi sebuah keunggulan,” ucapnya.
Strategi terakhir, kata Kang Emil, Rebana Metropolitan akan dibangun tidak hanya sebagai kumpulan pabrik semata, tetapi kota modern.
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herwanto mengatakan, dalam 3 tahun terakhir, secara rata-rata perkonomian Jawa Barat tumbuh sebesar 5,4 persen, lebih kuat dari kinerja ekonomi Indonesia yang berkisar 5,1 persen.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat didukung oleh sektor industri pengolahan di sisi produksi, dan konsumsi rumah tangga di sisi pengeluaran. Selain itu, investasi memegang peranan penting dalam perekonomian Jawa Barat.