Tata Cara Shalat Idul Fitri yang Benar, Baik di Masjid atau Pun di Rumah

Tata Cara Shalat Idul Fitri
Tata Cara Shalat Idul Fitri
0 Komentar

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Atau :

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

3). Membaca Al-Fatihah.

Lalu dianjurkan membaca Surat al-A’lâ.

Lalu seperti shalat biasa sampai berdiri lagi seperti shalat biasa.

4).Berdiri kembali (rakaat kedua), takbir 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan dan melafalkan “Allâhu Akbar”.

Disela-sela Takbir, membacaca lagi bacaan :

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Baca Juga:Kiai Maman Protes Keras Presiden Jokowi soal Bipang Ambawang, Makanan Apa?Breaking News, Terduga Teroris Warga Ciasem Subang Ditangkap Densus 88

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Lalu seperti shalat biasa membaca Surat al-Fatihah, kemudian Surat al-Ghâsyiyah.

Lanjut seperti shalat biasanya sampai salam.

Note: Hukum takbir tambahan (7 Kali rakaat pertama dan 5 kali rakaat kedua adalah sunnah)

5). Selesai Salam, dianjurkan untuk tetap di tempat mendengarkan khutbah Idul Fitri

Hadits Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah:

السنة أن يخطب الإمام في العيدين خطبتين يفصل بينهما بجلوس

Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i)

Untuk Khutbah: Khutbah 1 khatib disunnahkan memulainya dengan takbir 9 Kali, Khutbah 2 dengan takbir 7 kali. (Tata cara shalat idul fitri tersebut dapat dijumpai pada kitab Fashalatan karya Syekh KHR Asnawi, -salah satu pendiri Nahdlatul Ulama asal Kudus-; dan pada al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î (juz I) karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan ‘Ali asy-Asyarbaji). Walahu a’lam. (Re/JUNI)

 

0 Komentar