BANDUNG-Sangga Buana Institute (SBI) YPKP menggelar international webinar bertajuk Data Driven Decision 101 (DDD 101) pada Kamis 7 Mei 2021. Webinar ini bekerjasama dengan Program Magister Manajemen Universitas Padjadjaran, Yayasan Lingkar Semesta (YLS), Digits, organisasi lintas negara Indohub e.V, dan Knime Academic Alliance.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya literasi “integrasi analisa big data” dan meruntuhkan mindset “analisa big data itu sulit”. Melalui webinar diperkenalkan solusi alternatif analisa big data tanpa memerlukan coding yang mudah diakses seluruh disiplin keilmuan. Bahkan oleh profesi tanpa latar belakang ilmu komputer.
Rektor USB YPKP Asep Effendi dalam seminar memaparkan, era kemajuan digital sudah tidak bisa dielakan. Perkembangan digital yang tidak dapat dihentikan dan memaksa kita untuk beradaptasi pada perubahan tersebut.
Baca Juga:Tak Lagi Jabat Anggota DPR RI, Bang Ara Tetap Peduli, Salurkan Paket Lebaran Untuk Kader PDIP di SubangMembaca Jejak Digital Segala Urusan: Masa Lalu, Kini Dan Nanti
“Salah satunya peran integrasi big data dan artificial intelligence yang menjadi prioritas. Berdasarkan kebijakan pemerintah demi meningkatkan kompetensi bangsa kita. Perkembangan teknologi big data yang semakin pesat juga menjadi tantangan bagi sektor pendidikan untuk memberikan pembelajaran dan inovasi tentang teknologi big data,” tutur Asep.
Big Data Belum Dimanfaatkan Maksimum
Namun demikian, menurut Pendiri YPS, Cevi Herdian, penerapan analisa big data di Indonesia masih belum dimanfaatkan secara maksimum. Menurut Cevi yang berlatar belakang sebagai data driven strategist di Jerman itu, di luar faktor kurangnya literasi masyarakat tentang pentingnya analisa big data, kondisi ini terbentuk akibat stigma bahwa analisa big data terlalu sulit untuk diaplikasikan oleh profesi dan disiplin ilmu yang tidak berhubungan dengan komputer. “Nah stigma inilah yang harus dihilangkan karena analisa big data dapat dilakukan oleh orang awam tanpa menguasai bahasa coding,” tambah Cevi.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, tergagaslah kerja sama antara Sangga Buana Institute YPKP, Digits Program Magister Manajemen Universitas Padjadjaran, Indohub e.V dan Yayasan Lingkar Semesta untuk membentuk program kerja sama non-degree education yang terinspirasi model pendidikan VHS (Volkshochschule) di Jerman sebagai program lanjutan webinar DDD 101.
Pendiri Indohub e.V, Inna Herlina menjelaskan, sistem VHS sangat membantu percepatan peningkatan kualitas pendidikan di Jerman. Tujuan dari VHS sendiri adalah untuk memberi akses para pesertanya ke skill set bagian dari disiplin ilmu tertentu tanpa harus mengikuti program perkuliahan yang memakan waktu lama.