Oleh : Lilis Iyan Nuryanti, S.Pd
Komunitas Pena Islam
Lebaran Idul Fitri tahun ini saya sendiri dan rakyat yang lain bertanya-tanya pada pembuat kebijakan. Kenapa mudik dilarang tapi piknik dibolehkan? Bahkan di beberapa penyekatan, ada teman yang bilang ditanya dulu mau kemana, kalau jawabnya mau piknik maka dibolehkan lewat. Tapi kalau mau mudik diberhentikan dan disuruh putar balik.
Di tempat pariwisata yang dekat rumah pun yaitu Bendungan Jatigede sangat ramai sekali. Mobil berdatangan dari berbagai wilayah, hingga orang-orang berdesakan. Bahkan banyak yang tidak menjaga jarak dan mematuhi prokotol kesehatan.
Dibukanya tempat wisata dimanfaatkan warga sejak hari kedua Idul Fitri, Jumat (14/5/2021) dan Sabtu (15/5/2021). Foto-foto yang menunjukkan kepadatan tempat pariwisata tanpa mematuhi Prokes bertebaran di media sosial.
Baca Juga:Industri Pariwisata dalam Pandangan IslamDilema Belajar Tatap Muka
Merespons kepadatan wisatawan yang berkunjung saat libur Lebaran, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta menutup sementara tiga kawasan usaha pariwisata, meliputi Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan Taman Margasatwa Ragunan pada 16-17 Mei 2021.
Pemprov Jabar pun mendapat instruksi dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk menutup akses menuju objek wisata di Pangandaran dan Ciwidey. Karena terjadi lonjakan pengunjung (Kompas.com, 16/05/2021).
Begitupun dengan pedagang, pengelola wisata hingga pengelola wahana permainan di Pantai Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, berdemonstrasi menolak penutupan objek wisata. Mereka menilai kebijakan Pemprov Banten plin-plan. Awalnya dibolehkan berjualan tapi malah mendadak disuruh tutup kembali. Pedagang kebingungan membayar gaji pegawainya. Mereka mengalami kerugian. Bahkan untuk berjualan mereka berutang dulu. Dibayar setelah dagangannya laku. Namun sebelum habis, terlanjur disuruh tutup oleh Pemprov Banten (Viva.co.id, 16/05/2021).
Pemerintah seolah tidak memprediksi membludaknya pengunjung akibat dibukanya tempat wisata. Dengan entengnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengatakan pariwisata bukan menjadi masalah, sebab bagian dari solusi. Menurutnya, asal patuh terhadap prokes, pandemi akan terkendali dan sama-sama bangkit kembali (jateng.inews.id, 24/5/2021).
Keselamatan rakyat seharusnya diproritaskan. Jangan membuat kebijakan yang justru mengorbankan rakyat. Pejabat yang satu mengupayakan pulihnya ekonomi alias pro terhadap para pengusaha tempat wisata dan bisnis, sementara pejabat yang lain meminta agar kesehatan rakyat yang diprioritaskan. Publik sudah dibingungkan karena kebijakan yang inkonsisten, tidak sejalan.