Inovatif, Warga Desa Gandamekar Purwakarta Olah Sampah Lewat TOS

Desa Gandamekar Purwakarta
ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES TOS: Meski inovasinya cukup sederhana, namun metode TOS cukup efektif untuk mengolah sampah rumah tangga seperti plastik, kertas, dan sampah basah
0 Komentar

PURWAKARTA-Warga Kampung Ciserang RW 01, Desa Gandamekar, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta memiliki cara unik dalam mengelola sampah di lingkungannya.

Dikomandoi oleh Ketua RW setempat, warga membakar sampah melalui Tempat Obong Sampah (TOS) yang terbuat dari drum bekas. Cara ini dinilai efektif untuk dapat menyelesaikan persoalan sampah rumah tangga seperti plastik, kertas, dan sampah basah.

Selain itu, pembakaran sampah melalui metode TOS ini juga diklaim dapat mengurai sampah dengan jumlah banyak dan dalam waktu cukup singkat.

Baca Juga:Bantu Persoalan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Subang Minta Diberi Pinjaman Mobil Bak TerbukaBSI Persiapkan Migrasi Puluhan Ribu Nasabah

Ketua RW 01 Desa Gandamekar, Heru Kurniawan mengatakan, pembakaran melalui media TOS, tumpukan sampah jadi mudah terbakar dan sangat aman dibandingkan dengan membakar sampah berserakan tanpa tong.

Selain itu, alat pembakaran ini juga mudah dibawa dan tidak memakan tempat sehingga memudahkan dalam pembakaran sampah. “Tujuannya cukup sederhana, sampah mudah terurai dan pembakaran lebih aman dibandingkan dengan tidak menggunakan tong sampah,” kata Heru di Gandamekar, Plered, Rabu (9/6).

Dirinya menjelaskan, teknis pembakaran sampah menggunakan TOS tidak menggunakan kayu melainkan dengan memanfaatkan oli bekas dicampur air untuk menghasilkan api. Oli dan air ini disimpan di paling bawah. Kemudian, di bagian atasnya terdapat penampung air untuk menghasilkan uap bakar sampah di dalam TOS yang berada pada bagian atas.

Dijelaskan Heru, TOS terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama bagian bawah untuk menampung abu pembakaran. Ruang kedua atau tengah berlapis bahan alumunium untuk menampung sampah.

Sementara ruang paling atas berfungsi untuk menahan suhu panas agar tidak langsung keluar lewat cerobong asap. Sementara cerobong asap berfungsi untuk menstabilkan suhu panas. “Sampah dimasukan melalui bagian atas. TOS ini memiliki tinggi 2 meter dengan diameter bulatan 50 sentimeter yang mampu membakar 4 kwintal sampah,” kata Heru.

Ke depan, lanjut dia, TOS akan diperbanyak agar penguraian sampah lebih cepat sehingga tidak menimbulkan tumpukan sampah di lingkungannya. “Sejauh ini di desa kami belum ada TPS (tempat pembuangan sementara), sehingga bermunculan TPS seadanya. Ke depan akan dipusatkan satu TPS dan TOS akan ditambah,” ucapnya.(add/sep)

0 Komentar