MASIH serial politik lokal. Politik sunyi. Tak hanya politisi nasional, di Subang pun banyak politisi yang pandai memilih jalur sunyi. Di antaranya politisi senior: Ating Rusnatim.
Anda belum tahu? Sebagian besar pasti sudah tahu. Pak Ating pernah menjabat Wakil Bupati Subang sekaligus Plt Bupati selama 9 bulan di tahun 2018 lalu. Ceritanya dramatis, tapi langkah-langkahnya sunyi.
Setelah melalui kontestasi panjang di internal PDIP, Ating sebagai politisi senior akhirnya dipilih DPRD pada 24 Januari 2018 menjadi Wakil Bupati Subang mendampingi Imas Aryumningsih. Meraih dukungan 38 suara anggota dewan. Sebab jabatan Wabup merupakan jatah PDIP. Setelah Ojang terjerat hukum.
Baca Juga:BPJamsostek Subang Aktif Melakukan Sosialisasi KepesertaanHari Kedua, Giliran Keluarga Dekat Bupati dan Empat Pejabat yang Diperiksa KPK, Berikut Daftarnya
Tak lama, bencana hukum-politik datang. Imas ditangkap KPK atas tuduhan suap, satu bulan kemudian. Tepatnya di hari Selasa, 12 Februari 2018 malam. Saat kejadian itu saya dalam perjalanan dari Bandung menuju Subang. Langsung merapat ke rumah dinas Wabup, tempat Imas ditangkap KPK.
Ating pun harus menggantikan tugas Imas. Tepat di hari Jumat, 23 Maret 2018 Ating dilantik Gubernur Ahmad Heryawan di Gedung Sate sebagai Wakil Bupati sekaligus menjalankan fungsi Plt Bupati Subang. Memimpin sendirian hingga akhir masa jabatan Desember 2018.
Publik tidak menyangka. Ternyata Ating kader yang dipilih Ketum Megawati menggantikan tugas Ojang Sohandi sebagai kader PDIP. Padahal, saat Ojang ditangkap KPK tahun 2017, Ating hanya menjabat Sekretaris DPC. Ia diberhentikan (di-PAW) PDIP karena berselisih dengan kader senior lainnya Acah Sitirukoyah. Acah kemudian menduduki kursi Ating di DPRD.
Saat itu yang berpeluang menjadi Wabup sebenarnya banyak. Di antaranya Beni Rudiono, Ketua DPRD dan Maman Yudhia, Ketua DPC PDIP.
Ating mengalah. Saya menyebutnya begitu, karena tidak memberikan perlawanan sengit. Sikap yang berbeda. Biasanya kader PDIP dikenal gigih mempertahankan sesuatu. Apalagi mempertahankan jabatan.
Tentu masyarakat Subang akan ingat dengan sosok Eep Hidayat saat menghadapi proses hukum. Betapa gigihnya ‘bertempur’ di meja hijau. Saat itu Eep ketua partai juga Bupati Subang.
Saya juga teringat sosok Nining, kader militan PDIP yang pernah menjadi anggota dewan periode 2009-2014. Ia pernah berselisih. Lalu pasukannya dikerahkan ‘mengepung’ DPRD. Show of force.