Perang Manusia vs Wabah

Perang Manusia vs Wabah
0 Komentar

Di bawah komando Sultan Alfatih, sekitar 150 ribu tentara muslim pada tahun 1453 dengan teknologi perang yang memadai mengepung imperium Romawi yang sudah bertahan lebih dari 500 tahun. Dengan strategi ‘kapal menyebrangi daratan’ yang terkenal itu, akhirnya tentara muslim bisa masuk ke jantung pertahanan Romawi dan berhasil menaklukannya.

Setelah Konstantine jatuh, masyarakat Eropa melakukan banyak hal. Termasuk mereformasi sistem gereja. Memperbaiki pendidikan dan banyak belajar dari kemajuan Islam. Hingga kemudian terjadi kemerosotan di dunia Islam. Wabah pun masih terus berganti.

Sebagian bangsa Eropa seperti Inggris, Spanyol dan Belanda, melakukan banyak ekspansi ke Amerika dan Asia. Mengawali penjajahan oleh bangsa Eropa di berbagai negara melalui ekspedisi mencari rempah, emas dan motivasi agama.

Baca Juga:Indonesia dan Australia Jalin Kerjasama Pemulihan Ekonomi, Airlangga: untuk Indonesia menjadi high-income countryTekun Layani Nasabah 24 Jam, AgenBRILink Ini Kini Punya Kos-Kosan

Saat terjadi wabah di London tahun 1666 tengah terjadi semangat industrialisasi. Sistem feodal di Inggris, Prancis dan sebagain menjalar Jerman mulai rapuh. Tuan tanah banyak yang merugi. Banyak budak yang mati karena wabah. Sehingga mereka beralih kepada sistem mekanisasi dan permesinan. Banyak penemuan-penemuan baru yang menandai awal kemajuan bangsa Eropa mendorong revolusi Industri.

Hingga kini ras manusia masih bertahan. Terus berkembang. Kekuatan berfikirnya mampu membuat teknologi, vaksin, mengembangkan teknologi farmasi dan kedokteran lebih maju. Meski manusia masih rapuh akan diserang beragam virus lainnya yang bisa jadi lebih dahsyat, tapi manusia sudah melangkah lebih jauh. Membuat proyek-proyek keabadian (immortality), melawan tua dan mengembangkan kecerdasan buatan (artificial intelligent) yang tidak terbatas.

Perang melawan wabah masih akan terus terjadi. Di suatu masa yang akan datang. Bisa jadi lebih mengerikan dan lebih dahsyat. Entah kita mengalaminya atau tidak. Ilmu pengetahuan terus berkembang hingga ke bentuk dan nama yang hari ini kita belum tahu.

Mari kita buktikan, manusia adalah makhluk unggul!

0 Komentar