Sebaliknya, meski Presiden Obama dipuja-puji dan diminta kembali memipin Amerika. Teriakan more four years menggema di mana-mana. Ia sama sekali tidak menanggapinya. Patuh terhadap konstitusi.
Mari kita lihat dampak dari batasan kekuasaan. Kekurangan dan kelebihannya. Kebanyakan, jika kepala negara melanggar batasan kekuasaan dapat menimbulkan kesewenang-wenangan. Otoriter. Tend to corrupt.
Memang, negara dengan batasan waktu lebih lama, otoritarian, apa yang diprogramkan akan dilaksanakan sampai tuntas. Berapa pun lama waktunya. Tapi banyak pula yang tertindas.
Baca Juga:Modus Dilempar dari Luar Melewati Tembok, Lapas Berhasil Gagalkan Penyelundupan NarkobaDanrem 063: Kesadaran Masyarakat di Purwakarta untuk Divaksin Tinggi
Banyaknya bangunan raksasa di dunia yang dibangun selama puluhan hingga ratusan tahun, karena kekuasaan yang tidak berganti. Atau minimalnya jika kekuasaan dikuasai satu garis keturunan atau klan tertentu.
Negara dengan batasan waktu berkala, punya kesempatan regenerasi kepemimpinan. Mencegah otoriter, korup dan sewenang-wenang. Rakyat punya hak kontrol terhadap kebijakan negara. Bahkan bisa clash action. Menggugat negara.
Tapi resikonya kadang banyak program yang tidak tuntas. Generasi penerus bahkan memadang program sebelumnya tidak penting. Dan kadang ada muatan untuk men-downgrade reputasi periode kepemimpinan sebelumnya.
Tapi sebenarnya, jika pemimpin berganti, seharusnya sistem yang ‘membimbing’ penguasa selanjutnya. Sebab dalam negara ‘modern’ seperti sekarang–bukan zaman dinasti–program didokumenkan atau dituangkan dalam dokumen perencanaan.
Kita mengenal program jangka pendek, menengah dan panjang. Selebihnya bisa dimodifikasi jika ada yang tidak relevan.
Kembali ke masalah: sudah habis masa jabatan, program belum selesai. Ini jadi ‘penyakit’ pada umumnya di negara-negara demokratis. Rembes sampai level provinsi dan kabupaten. Dulu kita mengenal istilah: ganti presiden, ganti kebijakan. Ganti menteri ganti buku pelajaran.
Di Subang, Anda tahu, ganti bupati ganti slogan. Dari slogan Subang Maju, Subang Motekar hingga Subang Jawara. Slogannya gagah, tapi kotanya belum juga gagah dan indah. Ekonominya belum motekar apalagi maju. Sekarang, kita dua tahun dihantam pandemi, sulit jadi jawara. Siapa pun, sekarang kelimpungan.
Slogan itu pun dibatasi masa jabatan. Mari kita mengingat lagi.