SUBANG-Di tengah pandemi dengan anggaran terbatas, BUMD didorong untuk berkontribusi menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam pertemuan evaluasi BUMD semester 1 tahun 2021, lima BUMD Subang menyanggupi untuk menyetor PAD di akhir tahun 2021.
Dari 5 BUMD milik Pemkab Subang, di tahun 2020 lalu BUMD PT Subang Energi Abadi (SEA) misalnya, belum mampu menyetor PAD. Sedangkan di tahun ini direksi SEA menyanggupi untuk menyetor PAD. Meski belum berani mematok angka pasti, mereka berkomitmen memberikan PAD di kisaran Rp200 jutaan.
Direksi meyakini hal tersebut karena kinerja perusahaan tahun 2021 sudah membaik. Dari sebelumnya dalam kondisi merugi, di semester 1 tahun ini sudah mendapat laba. Di bawah direksi yang baru, sejumlah unit bisnis yang dijalankan SEA sudah membuahkan hasil. Bahkan kini tengah merencanakan pengembangan usaha lainnya.
Baca Juga:Israel Temukan Obat Covid-19, Pasien Sembuh dalam 5 HariMonumen Gempol Ngadeupa, Situs Sejarah Agresi Militer Belanda II
Besaran PAD dari SEA tidak jauh berbeda dengan BPR KU. Yakni di angka Rp200 jutaan. Meski mengalami kesulitan dalam penagihan, mereka menyanggupi untuk setor PAD di akhir tahun. Juga menyanggupi untuk menekan kredit macet di ambang batas normal.
Dari sektor usaha jasa keuangan, optimisme juga disampaikan Bank Subang. Di tahun 2020 lalu berhasil menyetor PAD untuk Subang sebesar Rp13 miliar. Menjadikannya sebagai BUMD dengan penyetor PAD terbesar.
Direktur Utama Bank Subang Anton mengkui, target perolehan laba hingga Juni 2021 memang mengalami penurunan. Disebabkan oleh ‘perang’ bunga kredit dengan bank kompetitor dan dampak pandemi yang menyebabkan kesulitan dalam penagihan. Tapi masih dalam batas normal.
Kenaikan PAD pun dijanjikan oleh manajemen Perumda PDAM Tirta Rangga. Di tahun lalu BUMD menyetor PAD hampir Rp1 miliar. Maka untuk tahun ini, Dirut PDAM Suryana menyatakan optimis bisa menyetor PAD di kisaran Rp1,5 miliar.
Angka tersebut diyakini karena ada rencana kenaikan tarif untuk mitra PDAM dan subsidi program MBR (masyarakat berpenghasilan rendah). Dalam evaluasi tersebut juga disampaikan rencana kerjasama untuk mensupply kebutuhan air bersih ke Pelabuhan Patimban.
Bahkan dalam business plan PDAM juga menetapkan kenaikan pelanggan dalam 5 tahun ke depan sebanyak 65 ribu pelanggan baru. Hal ini akan menjadi PR manajemen PDAM selanjutnya. Sebab masa jabatan direksi PDAM sudah habis dan akan diganti dalam waktu dekat.