APA masalah yang terus berulang dan tidak pernah tuntas? Masalah kehilangan air dan air yang tidak terjual.
Dua hal itu menjadi masalah bagi semua perusahaan air bersih. Juga masalah bagi Perumda Air Minum Tirta Rangga Subang (TRS)—orang pada umumnya tetap menyebut PDAM.
Masih banyak masalah lainnya. Tapi dua masalah itu lebih kompleks. Dampaknya ke mana-mana. Penyebabnya juga banyak. Dua masalah itu pula yang paling sulit diselesaikan. Jadi siklus yang sulit diputus.
Baca Juga:Warna Seragam Satpam Baru, Netizen: Mirip Polis India?Sanksi Tegas! Sebabkan Kerumunan, Pemda Subang Tutup Sementara Wisata Taman Anggur Kukulu
Dua hal itu pula yang muncul dalam rapat kerja Perumda TRS. Tapi masalah lainnya juga banyak. Meski sulit, sudah dirumuskan solusinya. Akan dicoba dilaksanakan di bawah arahan direksi yang baru.
Dua masalah itu dirasakan oleh seluruh PDAM di Indonesia. Jika dirata-ratakan, kehilangan air di Perumda TRS mencapai dari 24 persen. Bisa jadi lebih, mendekati 40 persen. Pada umumnya di Indonesia, kehilangan air yang dijual oleh PDAM antara 30-70 persen.
Dari total 13.134.372 meter kubik yang diproduksi oleh Perumda TRS, yang bocor mencapai 3 juta meter kubik. Tepatnya 3.019.619 kubik. Jumlah itu cukup untuk melayani sekitar 300 ribu warga Subang. Kebutuhan setiap orang minimal 10m3/bulan.
Jika air itu dijual, diperkirakan bisa menjadi pendapatan sekitar Rp10-15 miliar. Mengacu kepada rata-rata setiap rumah membayar Rp50.000/bulan. Angka itu terasa menyesakkan. Hilang begitu saja.
Sedangkan air yang belum terjual sebanyak 608.372 meter kubik. Yang mau beli banyak, tapi kadang terlalu jauh, uang untuk membeli pipanya jauh lebih mahal dibanding pendapatannya. Maka, itu pun akan sulit dilayani. Tidak ekonomis.
Lalu apa penyebabnya? Kehilangan air bisa karena secara teknis dan non teknis. Secara teknis hilang air bisa karena kebocoran pipa, pencurian air (illegal tapping), tidak akurat terbaca oleh water meter dan masalah lainnya.
Untuk non teknis atau administratif: bisa diukur dari perhitungan secara administratif, antara air yang diproduksi, disalurkan dan yang terjual terjadi selisih. Itulah pekerjaan para teknisi dan administrasi yang tidak ada ujungnya. Terus begitu setiap hari.
Baca Juga:PCNU Subang Persiapkan Harlah NU ke-965 Organisasi Purnabakti di Purwakarta Adakan Pengajian Rutin
Air ‘nganggur’ tidak terjual juga karena banyak hal. Warga belum mau menggunakan air PDAM misalnya karena warga lebih memilih air dari mata air disalurkan ke rumah, sumur bor, sumur biasa, hingga air dari program Pamsimas. Itulah para ‘pesaing’ PDAM.