Perajin Tahu Mogok Produksi, Akibat Harga Kedelai Naik

TAK PRODUKSI: Pengusaha tahu Karawang, Sidik Rillah membersihkan tungku atau tempat memasak pakai kayu bakar. AEP SAEPULOH/PASUNDAN EKSPRES
TAK PRODUKSI: Pengusaha tahu Karawang, Sidik Rillah membersihkan tungku atau tempat memasak pakai kayu bakar. AEP SAEPULOH/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

KARAWANG-Naiknya harga kedelai membuat para pengusaha tahu di Kabupaten Karawang dilema. Pasalnya, dengan harga kedelai dari Rp 9.500 perkilogram menjadi Rp 11.300 perkilogram untuk keuntungan-keuntungannya sedikit.

“Harga tahu yang sebelumnya aja tentu sangat berat bagi konsumen saat membeli tahu, jadi tidak mungkin kita naikin harga tahu, maupun memperkecil ukurannya,” ungkap pengusaha tahu, Sidik Rillah (40), Senin (21/2).

Akan tetapi, agar tetap memperoleh untung. Dirinya harus berputar otak, misalnya sekarang ini mengantarkan tahu ke pasar-pasar menggunakan sepeda motor yang semulanya memakai mobil. Hal ini juga dilakukannya, untuk menekan biaya transportasi.

Baca Juga:Update Kebakaran Pesantren: Alif Santri Asal Subang Dimakamkan Hari Ini, Keluarga Mengaku IkhlasWarga Layangkan Tuntutan ke Pertamina EP, Minta Jalan Dicor Hingga Soal CSR

“Iya salah satu caranya agar tetap dapat untung kita kurangi biaya pengeluaran. Salah satu biaya transportasi, biasa ngirim pakai mobil sekarang pakai motor,” kata Sidik saat ditemui.

Selain itu, dikatakan Sidik Rillah, untuk memangkas biaya produksi yang ditakutkan membengkak. Secara terpaksa, dirinya harus mengurangi karyawan.

“Ya segala upayalah, termasuk karyawan ditekan hanya ada tiga saja. Saya juga ikut terjun langsung,” beber dia.
Kemudian, akibat dari pemangkasan karyawan, ia juga mengatakan, harus mengurangi produksi.

Padahal sebelum kenaikan harga kedelai, dalam sehari dapat memproduksi sampai 1.200 bungkus tahu. Namun saat ini, jumlah produksi hanya menghasilkan 44 papan atau 480 bungkus tahu.

“Karena naik harga kedelainya jadi tiap harinya cuman 480 bungkus. Per bungkusnya harganya Rp 4.500,” imbuhnya.
Hal itu dikarenakan omzet yang diperoleh hanya mencapai sekira Rp 2 jutaan. Belum dipotong biaya bahan baku kedelai, gaji karyawan, kayu bakar dan bahan-bahan lainnya.

“Jadi bener-bener tipis untungnya sekarang mah,” terangnya.
Untuk itu, dirinya berharap, harga kedelai bisa kembali normal dan Pemerintah dengan cepat menindaklanjuti permasalahan tersebut.

Sementara, perajin tahu di Kampung Kepuh Kelurahan Karangpawitan, Karawang Barat,sepi tidak ada aktivitas.
Tempat pencetakan tahu itu juga kosong dan tidak ada aktivitas memasak apapun. Hanya ada dua orang yang sedang membersihkan tungku atau tempat memasak pakai kayu bakar.(aef/vry)

 

0 Komentar