SUBANG-Subang nampaknya semakin tepat dijuluki sebagai daerah yang menuju industri. Misalnya dalam sektor industri pariwisata, sudah nampak mulai tumbuh di Subang bagian selatan.
Kepala Bidang Destinasi dan Produk Wisata Disparpora Subang, Ida Erlina mengaku, industri wisata di Subang mulai tumbuh sekalipun di masa pandemi Covid-19. Di Subang selatan sudah ada wisata baru seperti D’Castello Ciater dan Asstro Highland Ciater.
Menurutnya, pertumbuhan industri pariwisata akan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian masyarakat.
Dia mengatakan, industri pariwisata sudah dipetakan sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten. Pemetaannya dibagi dalam tiga wilayah. Untuk Subang bagian tengah sebagai wisata budaya dan buatan, bagian utara sebagai konservasi dan wisata bahari dan bagian selatan sebagai wisata alam dan pemberdayaan masyarakat.
Baca Juga:Baznas Subang Beri 30 Gerobak kepada MasyarakatSwasta Lebih Cepat Membangun, Rumah Sakit Pemerintah di Subang Minim
Dalam membangun tempat wisata para investor harus memperhatikan faktor lingkungan. Tidak berada di lokasi yang dapat menganggu serapan air. Ida menyebut, pengembangan daerah wisata harus bersifat ecotourism, dimana kelestarian lingkungan harus tetap dijaga.
“Hal itu harus diperhatikan jika ada investor yang mau membangun,” jelasnya.
Ida mengakui tempat wisata milik Pemda Subang justru kalah pamor dengan wisata milik swasta. Salah satu alasan kalah pamor yakni menyangkut modal dan pengelolaan.
Sementara itu, jumlah kunjungan ke tempat wisata di Kabupaten Subang pada tahun 2021 sebanyak 4.317.302 orang baik lokal, nasional hingga internasional. Bisa saja tahun 2022 akan semakin banyak pengunjung mengingat ada wisata baru di Subang bagian selatan.(ygo/ysp)