Saat itu, Heri sudah punya insting bakal lolos seleksi open bidding. Respon penguji baik atas makalah ide gagasannya.
Judul makalahnya: Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Pemerintah Melalui Akselerasi Insfrastruktur di Kabupaten Subang.
Ide gagasan tentang infrastruktur dia gali. Pijakannya berdasarkan RPJMD, visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati periode 2018-2013. Jimat-Akur.
Baca Juga:Tok! Popon Supriatin Terbukti Melanggar Pasal 378 KUHP, Tapi Tak DitahanTerungkap! Ternyata Ini Alasan UPI Pilih Pindahkan Kampusnya ke Jalancagak Subang
Soal infrastruktur tentu jadi unggulan kepala daerah saat ini. Nama programnya Jawara Nata (Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman, Infrastruktur, serta Perhubungan).
Program unggulan yang tercatat pertama dari sembilan program.
Dua tahun lagi tersisa masa jabatan bupati dan wakil bupati periode 2018-2023. Heri ingat betul. Di akhir masa jabatan, bupati memiliki harapan 100 % jalan harus dalam kondisi baik.
Di tahun 2023 masih terdapat ruas jalan dalam kondisi rusak berat sepanjang 146,890 Km atau 14.22 %. Jalan kondisi rusak ringan sepanjang 75.050 Km atau 7,27 %.
Itu menjadi salah satu tantangan bagi Heri untuk mewujudkan harapan bupati.
Total jalan kabupaten sepanjang 1.032,63 Km. Dalam kondisi baik dan sedang, atau disebut jalan mantap sepanjang 810, 685 Km.
Atau 78, 50 % jalan di Kabupaten Subang memberikan layanan mantap kepada pengguna jalan.
Yang jadi catatan serius Heri yakni jalan rusak berat dan rusak ringan. Selain soal jalan, soal jembatan. Dari 287 buah, tercatat 95 persen dalam kondisi baik.
Baca Juga:Pilah-pilih Sekolah: Fasilitas Hingga Ekstrakurikuler di SMK PGRI SubangSelain Bangun Kampus UPI di Subang, Juga Akan Berdiri Rumah Sakit Bertaraf Internasional
Meski begitu ada beberapa pekerjaan lanjutan yang perlu diselesaikan. Termasuk perbaikan jembatan.
Tantangan di dinas PUPR bukan hanya itu. Ada Proyek Strategis Nasional yang mesti disambut baik. Belum lagi ada Perpres 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Jawa Barat Bagian Selatan yang perlu disikapi.
Heri menyebut, dalam dua tahun kepemimpinan Bupati Ruhimat dan Agus Masykur ada berbagai persoalan yang mesti diselesaikan.
Heri telah mengidentifikasi ada lima persoalan. Pertama, soal dukungan penganggaran yang tidak maksimal insfrastruktur wilayah yang merata. Sebabnya karena ada pandemi Covid-19.
Kedua, permasalahan infrastruktur menahun yang masih belum tertuntaskan. Ketiga, lambatnya penyelesaian revisi Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Keempat, ada kecenderungan pelaksanaan kegiatan di Dinas PUPR dilakukan di akhir tahun anggaran.