Gadget & Tekno – Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya mengungkapkan Indonesia berhasil membuat aplikasi yang baik.
Ia mengungkapkan salah satu contoh aplikasi yang baik ialah PeduliLindungi. Menurutnya, Indonesia dapat melakukan mudik Lebaran karena pemakaian aplikasi PeduliLindungi.
Disamping itu, negara lain seperti China, khususnya Shanghai saat ini sedang memberlakukan kebijakan lockdown.
Baca Juga:Simak! Tips Mudik Lebaran, Agar Tidak Sering Buang Air Kecil Selama PerjalananSimak! Cara Mengatasi Karies Gigi Pada Anak
Pakar Ungkap Aplikasi PeduliLindungi Sebagai Aplikasi yang Bagus, Berikut Alasannya
“Peranan yang sangat besar dalam mengendalikan pandemi dilakukan oleh Satgas Covid-19 menggunakan aplikasi PeduliLindungi,” ungkap Alfons saat dihubungi, Jumat (22/4).
Dia mengungkapkan PeduliLindungi memang memiliki banyak kekurangan pada awalnya, namun aplikasi tersebut terus direvisi dan dioptimalkan.
Meski begitu, pengelolaan PeduliLindungi dinilai adalah hal yang sulit karena harus melibatkan lintas institusi dan stakeholder. Alfons mengungkapkan pemakaian aplikasi itu mendorong peningkatan vaksinasi masyarakat.
Dengan begitu, Indonesia menjadi salah satu negara dengan antibodi masyarakat tertinggi di dunia menururt survei serologi.
“Tidak mudah mengkoordinasikan data dari ratusan lab test Covid yang bertebaran di seluruh Indonesia untuk langsung terhubung otomatis ke PeduliLindungi,” terang pendiri PT. Vaksincom itu.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Direktorat Jenderal (Ditjen) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kimia Farma, para dokter, laboratorium pemeriksaan Covid-19, dan sentra vaksinasi seluruh Indonesia bekerja sama untuk terhubung dengan PeduliLindungi.
Alfons juga mengakui aplikasi swasta di Indonesia juga baik, seperti Tokopedia, Gojek, dan Bukalapak.
Baca Juga:Inspirasi Dapur Minimalis, Anti Ribet dan CantikCatat! Tips Mudik Bawa Bayi Naik Bus, Anti Rewel
“Kalau aplikasi sekelas PeduliLindungi saja bisa dibuat, aplikasi azan tentu tidak sulit dibuat dan pihak terkait baik pemerintah maupun swasta seperti Kominfo, Departeman Agama, atau Pandi bisa segera melihat adanya kebutuhan dan peluang ini,” terang dia.
Menurut Alfons, data adalah komoditas yang paling berharga. Pasalnya, pihak yang menguasai data dan mengelola dengan baik akan mendapatkan manfaat yang besar dan berkontribusi kepada masyarakat. (jpnn/yni)