Grebeg Gunungan juga dilaksanakan dengan cara mengarak hasil bumi dari halaman Keraton sampai Masjid Gede Kauman oleh para umat Islam.
Arak-arakan hasil bumi ini berjumlah tiga buah gunungan yang tersusun dari rangkaian sayur-mayur dan buah-buahan.
Jemur Kasur, Banyuwangi
Tradisi Idul Adha selanjutnya yang juga tak kalah menarik ialah mepe kasur atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai jemur kasur oleh masyarakat suku Osing di Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca Juga:Tandai Dari Sekarang! Kumpulan Ucapan Hari Raya Idul Adha 2022Jelang Haul dan Harlah Pondok Pesantren Pagelaran 3, Berikut Rangkaian Acara yang Digelar
Biasanya, kasur yang dipakai merupakan kasur gembil yang berwarna merah dan hitam. Warna merah berarti berani dan hitam berarti langgeng.
Sebelum tradisi jemur kasur dilakukakn, biasanya akan disuguhkan tarian gandrung terlebih dahulu. Kasur kemudian akan dijemur dari pagi hingga sore hari sambil dipukul dengan rotan atau sapu lidi agar bersih. Menariknya masyarakat secara serentak menjemur kasur di depan rumahnya.
Tradisi yang dilakukan menjelang Idul Adha ini memiliki arti untuk menolak bala dari bencana atau penyakit dan menjaga agar rumah tangga tetap harmonis.
Manten Sapi, Pasuruan
Manten Sapi diselenggarakan sehari sebelum hari Idul Adha. Masyarakat Desa Watestani Kecamatan Grati Pasuruan akan mengadakan “manten sapi” yang dalam bahasa Indonesia bermakna pengantin sapi.
Tradisi ini dilakukan sebagai penghormatan terhadap sapi atau hewan kurban lain yang akan disembelih. Sapi yang akan dijadikan kurban dirias terlebih dahulu dengan cantik sebelum diberikan pada masjid atau panitia kurban.
Acara manten sapi diawali dengan cara memandikan sapi memakai air kembang hingga bersih. Kemudian, sapi akan dihias dengan kalung bunga tujuh rupa dan bagian tubuhnya ditutup dengan kain putih. Kemudian, sapi diarak menuju masjid oleh warga setempat. (orm/yni)