Bulan Dzulhijjah Sudah di Depan Mata, Begini Keutamaan Puasa Arafah Bagi yang Melaksanakannya

Bulan Dzulhijjah Sudah di Depan Mata, Begini Keutamaan Puasa Arafah Bagi yang Melaksanakannya
Bulan Dzulhijjah Sudah di Depan Mata, Begini Keutamaan Puasa Arafah Bagi yang Melaksanakannya
0 Komentar

Religi – Bulan Dzulhijjah dalam kalender Hijriah adalah salah satu bulan yang memiliki keutamaan setelah bulan Ramadan dan Muharam.

Pada bulan Dzulhijjah, dianjurkan oleh Rasulullah Muhammad Salallahu’alaihi wassalam untuk memperbanyak amalan puasa.

Salah satu amalan puasa yang dianjurkan adalah puasa di tanggal 9 Dzulhijjah atau disebut dengan puasa Arafah. Puasa ini dilaksanakan sehari sebelum lebaran Idul Adha.

Baca Juga:Imbas Harga Cabai Mahal, Mayarakat Dihimbau untuk Inisiatif Tanam Cabai di RumahDeretan Peluang Bisnis 2022 yang Menguntungkan, Kamu Mau Coba yang Mana?

Di tahun 2022, jika dilihat dari kalender umum, maka 1 Dzulhijjah 1443 atau Hari Raya Qurban jatuh pada 9 Juli 2022.

Bulan Dzulhijjah Sudah di Depan Mata, Begini Keutamaan Puasa Arafah Bagi yang Melaksanakannya

Meskipun demikian, umat muslim masih harus menunggu sidang isbat dari Kementerian Agama (Kemenag) pada Rabu, 29 Juni 2022.

Keistimewaan puasa Arafah seharusnya tidak ditinggalkan oleh seorang muslim yang beriman.

Puasa ini dianjurkan bagi mereka yang tidak melaksanakan Ibadah Haji.

Keistimewaan puasa Arafah adalah menghapus dosa satu tahun lalu dan satu tahun akan datang.

Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:

“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162) Dikutip laman Muslim.or.id.

Ustad Muhammad Abduh Tuasikal mengungkapkan, mengenai pengampunan dosa satu tahun lalu dan satu tahun akan datang, para ulama berbeda pendapat.

Baca Juga:Hati-hati! Beberapa Hari Ke Depan Daerah Ini Terancam Banjir dan LongsorKetua RT Mahir Jadi MC

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika bukan dosa kecil yang diampuni, moga dosa besar yang diperingan. Jika tidak, moga ditinggikan derajat.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 51). (fin/yni)

 

0 Komentar