Ulasan Film : My Sassy Girl (2022)

Ulasan Film : My Sassy Girl (2022)
Ulasan Film : My Sassy Girl (2022) / Ilustrasi Foto : ig @mysassygirl.film
0 Komentar

Hiburan – Lagi-lagi Fajar Bustomi mengungkapkan kebanggaannya pada film My Sassy Girl yang menjadi film favoritnya. Film Korea Selatan yang ditayangkan 2001 ini disebut sebagai film pertama yang ia kenal saat kelas bedah film di IKJ.

Kini film tersebut diadaptasi menjadi film Indonesia yang didaur ulang dari karya arahan Kwak Jae-yong itu, Fajar Bustomi percaya satu hal: ia ingin membuat film My Sassy Girl versi sudut pandangnya.

“Saya sedang membuat film versi sudut pandang saya, penafsiran saya. Dan saya ingin membuat film yang mana ketika orang menontonnya, akan terasa Indonesia banget gitu,” ungkap Fajar di hadapan media, beberapa waktu lalu.

Baca Juga:Catat! Deretan Rekomendasi Drama Korea 2022 Wajib DitontonAfgan Dikabarkan Menikah Hari Ini? Yuk Intip Siapa Calon Istrinya

Saat saya melihat My Sassy Girl versi Indonesia, terlihat jelas bagaimana usaha dirinya mempertahankan plot orisinal salah satu film komedi Korea terlaris sepanjang masa itu dalam karya ini.

Inti cerita dan pusat sudut pandang ada pada karakter Gian (Jefri Nichol), dipertahankan dengan baik oleh Fajar sesuai dengan film aslinya yang memiliki alur cerita serupa.

Begitupun dengan karakter Sisi yang diperankan oleh Tiara Andini. Sisi sukses menjadi daya tarik tersendiri dalam tayangan ini, terlepas dari popularitas Tiara yang masif di kalangan anak muda.

Penunjukan dua pemeran ini akhirnya menjadi kunci bagi kreator untuk menerapkan plot versi Indonesia dalam menafsirkan film Korea tersebut.

Keduanya begitu cermat dalam membangun suasana “Indonesia banget” yang dari awal sudah dipatri oleh Fajar. Sejak film dimulai, adegan demi adegan yang disuguhkan dihadirkan dengan elemen Indonesia, termasuk celotehan dan humor ala Indonesia.

Usaha ini tentu sangat baik dan patut dihormati, tapi saya pun merasa geli akan satu pertanyaan. Bagaimana caranya menyisipkan komedi ala Indonesia ke dalam drama komedi klasik yang memfokuskan kultur Korea Selatan di awal milenium?

Pada bagian ini, saya menduga Fajar Bustomi yang bekerjasama dengan penulis naskah Titien Wattimena tampak tenggelam dalam ego mereka sendiri.

Baca Juga:Izin Sudah Dicabut, ACT Tetap Lakukan Operasi Kegiatan SosialSaung Empang Miliki Konsep Lesehan di Atas Kolam Ikan

Setidaknya menurut saya, ada misinterpretasi konteks humor dalam My Sassy Girl versi Indonesia yang meninggalkan rasa ketidakpuasan. (cnn/yni)

0 Komentar