Subang – Di pinggir sepanjang jalan protokol Kabupaten Subang, sudah ramai ditempati para pedagang bendera Merah Putih. Nereka bagai jamur di musim hujan, datang begitu saja menempati ruang-ruang kosong di bawah pohon rindang. Ada di persimpangan jalan, di trotoar, dimana saja yang dianggap pas untuk mendagangkan bendera Merah Putih.
Dengan seikat tambang yang dibentangkan dari tiang satu ke tiang lainnya, dari pohon satu ke pohon lainnya, mirip dengan jemuran, bendera Merah Putih beragam ukuran dijajakan.
Dagangan para pedagang bendera ini, cukup menambah semarak dari bendera Merah Putih atau umbul-umbul yang dipasang pemerintah di setiap pinggir jalan dan taman-taman.
Baca Juga:Yuk Intip! Ramuan Pelancar Haid yang Mudah Dibuat di RumahRekomendasi Lampu Tidur untuk Kamar, Dijamin Terlihat Lebih Cantik!
Salah satu pedagang bendera merah putih, Warsih (52) menjajakan dagangannya di pinggir Jalan Letjen S Parman Subang.
Dia datang dari Garut bersama suaminya Ade (55) dan seorang anaknya. Semuanya mendagangkan benderah Merah Putih di beberapa titik di jalan-jalan protokol Subang.
Saat ditemui Pasundan Ekspres, Warsih tak kuasa menahan kantuknya, beralas karung, dia tidur lelap sekali. Dia mengaku sudah sejak 10 hari datang ke Kota Nanas ini untuk mendagangkan bendera.
Namun dalam 10 hari itu, bendera yang didagangkan belum juga ada yang laku. Warsih mengaku memiliki uang hanya cukup untuk makan sekeluarga selama dia dan suami serta anaknya di Subang.
“Bukan ke Subang aja, ramai lah dari Garut ada yang ke Jakarta, kemana gitu. Memang kalau saya dan suami selalu ke Subang, biasanya bagus tiap tahun juga, sekarang mah agak kurang,” katanya.
Warsih tak mau bicara berapa biasanya dia dapat untung dalam setiap tahun berdagang bendera Merah Putih. Dia hanya bilang jika keluarganya bersama tetangganya di Garut memang berprofesi serupa, yakni pedagang musiman.
Tidak hanya pada momentum Agustus saja, bahkan dalam momentum penerimaan mahasiswa baru, dia kerap pergi ke luar kota untuk mendagangkan perlengkapan ospek.
Baca Juga:Rakopi Sajikan Kopi Barista Kesukaan Kaum MilenialKuliner Angkringan, Peluang Bisnis Ala Anak Muda
“Karena semua di lingkungan tempat tinggal saya pedagang bendera, pedagang musiman lah gitu, kalau momen ospekan juga gini sama berangkat,” tambahnya.
Dia bersama suami dan anaknya menyewa satu rumah petak, sengaja untuk tempat tinggal selama berdagang bendera Merah Putih di Subang. Sebetulnya bukan saja keluarganya yang datang ke Subang untuk berdagang, Warsih mengaku berangkat dari Garut dengan sembilan orang lainnya.