Formula Anas Banyuwangi

Formula Anas Banyuwangi
0 Komentar

Annas pun mengakui, dalam bukunya Creative Collaboratio (CC) yang ia tulis di akhir masa jabatan, tidak mudah mencapai kemajuan itu. Perlu kolaborasi.

Birokrasi jadi penggerak program. Bahkan para ASN rela jadi event organizer festival tanpa dibayar. Mereka sadar itu kewajibannya. Ingin memajukan daerahnya.

Tapi dukungan warga adalah mutlak. Maka harga mati untuk mempermudah semua layanan publik. Tanpa ribet apapagi suap.

Baca Juga:Pembangunan Lapang Bintang Dilanjutkan, Ini Penampakannya Dilengkapi Menara PandangKebijakan Tidak Ada APBD Perubahan Sudah Dibahas dengan Pimpinan DPRD

Annas rangkul semua elemen masyarakat. Satu derap langkah bersama Forkopimda,  ulama, ormas, LSM, pemuda, media dan akademisi. Ia sampaikan gagasan. Ia terima masukan.

Ia pun undang para arsitek kenamaan untuk mengubah wajah kota. Sebagian dari mereka bahkan tidak mau dibayar. Hanya ingin karyanya dikenang masyarakat. Sebagian gedung di Banyuwangi dibangun dari dana CSR perusahaan arsitektur. Tanpa biaya APBD.

Bagi para arsitek, visi Bupati Azwar Annas disejajarkan dengan visi Presiden Prancis Francois Mitterrand yang mengundang para arsitek di tahun 1981 untuk menata ulang Kota Prancis lebih indah. Hasilnya terasa hingga sekarang. Di antara karya indahnya yaitu Piramida Louvre yang terkenal itu.

Tak hanya urusan menata kota, anak putus sekolah disisir agar melanjutkan. Orang dengan gangguan jiwa dirawat. Warga miskin diberi program makan gratis. Ibu hamil juga dibuatkan program makanan khusus. Masih banyak yang lainnya.

Sejak muda Azwar Anas memang dikenal cerdas. Pendidikan S1 dan S2 diselesaikan di Universitas Indonesia. Santri NU tulen yang sukses hijrah ke ibu kota. Sudah jadi anggota MPR sejak usia 24 tahun.

Sukses berkiprah di politik melalui PKB. Puncaknya bisa bersinar saat jadi Bupati Banyuwangi. Periode pertama diusung PKB. Periode kedua memilih bergabung bersama PDIP.

Banyuwangi kini dipimpin istrinya yang cantik itu. Berhasil memenangkan Pilkada pada 2020 dengan raihan suara 52 persen.

Baca Juga:PKL Pasar Purwadadi Dilarang Jualan jadi Perhatian DKUPPPesantren Harus Maju, Legislator PKB Akan Perjuangkan Keadilan Anggaran Bagi Pendidikan Islam

Banyuwangi pun makin maju dan makin tenar karena kisah “KKN di Desa Penari”. Dipopulerkan lagi lewat lantunan penyanyi cilik Farel ‘ning Banyuwangi tuku ketan’ di lagu ‘Joko Tingkir’.

Annas memang gagal jadi Calon Gubernur Jateng di tahun 2018. Karena foto miripnya bersama wanita di dalam mobil yang heboh itu. Bagi Annas hal itu bagian dari pembunuhan karakter. Trik politik kotor.

0 Komentar