Parasite

Kang Marbawi
0 Komentar

Pojokan 118

Bagian 1

Siapa sangka, film Korea Selatan berjudul Parasite mendapatkan Golden Globe Awards tahun 2020. Setelah puluhan tahun penghargaan bergengsi ke 92 dalam dunia perfilman tersebut, selalu didominasi oleh film-film Eropa dan Amerika. Film yang dibesut oleh Bong Joon Hoo menggondol Piala Oscar katagori Best International Feature Film. Empat nomine lainnya, Corpus Christi (Polandia), Honeyland (Makedonia Utara), Les Misérables (Prancis), serta Pain and Glory (Spanyol), harus mengakui kedigdayaan Parasite.

Dua tahun berikutnya, di negeri yang kaya dan indah ini, Indonesia, bertebaran wajah-wajah ciamik dari negeri Gingseng. Wajah-wajah glowing itu menghiasi iklan produk-produk lokal Indonesia. Dan ternyata telah lebih dari satu dekade ini, gelombang Korea (Korean Wave) atau hallyu melanda negeri yang kaya, indah serta besar, potensial konsumennya.

Berawal dari kebijakan Segyehwa yang diterapkan Kim Young Sam, Presiden Korea Selatan (1992-1997). Kebijakan tersebut lahir sebagai reaksi atas globalisasi di semua bidang terutama ekonomi. Kim Young Sam dengan Segyehwa-nya ingin menjadikan Korea Selatan sebagai negara maju. Menariknya, kebijakan untuk menghadapi ekonomi global itu dengan mengedepankan aspek budaya sebagai basis dari perlawanan. Dengan mengusung “creativity of the New Korea”, di ekspor ke seluruh dunia. Untuk satu tujuan menjaga kelestarian budaya Korea.

Baca Juga:Pelaku Anak Gorok Ibu Kandung di Purwakarta Diduga Gangguan Jiwa, Ini Kesaksian TetangggaPetani Milenial Mampu Produksi Beras Organik

Segyehwa menjadi cikal bakal Korean wave. Korea Selatan menginvasi berbagai belahan dunia bukan dengan senjata. Korean wave menjadi senjata utama invasi budaya dan ekonomi. Diversifikasi budaya Korean wave berupa Drama TV (K-Drama), music (K-Pop), game, kuliner sampai fashion (K-Fashion) menjadikan gaya hidup juga menjadi acuan dan tersebar pada tahun 1990an, menjadi fenomena budaya yang diekspor ke seluruh dunia.

Korea Selatan cerdas. Menjadikan Korean wave sebagai instrumen soft power yang berbasis pada kebudayaan. Kebudayaan yang menjadikan budaya populer (pop culture) dan diproduksi masal untuk konsumsi publik di berbagai negara.  Menjadi daya tarik sekaligus alat promosi produk-produk komesial ekonomi dan pariwisata Korea. Dan kebijakan tersebut saat ini memetik hasilnya. Korea Selatan menjadi salah satu negara yang berhasil menjadi kekuatan ekonomi dunia. Sagyehwa dengan Korean wavenya menjadi bukti peran kebudayaan bisa dioptimalkan bagi perekonomian negara.

0 Komentar