Tapi Bapenda optimis, pendapatan daerah masih bisa naik. Ada perusahaan yang punya hutang pajak akan segera bayar hutang. Jumlah tunggakannya ratusan miliar. Di antaranya ada aset perusahaan di Subang yang sekarang sudah dilelang Satgas BLBI. “Jika sudah ada yang beli, kita akan kebagian,” kata Kepala Bapenda, Dadang Darmawan.
Kepala BKAD juga optimis. Defisit Rp185 miliar itu masih bisa ditutup atau dikurangi. “Itu defisit berjalan, masih bisa berubah,” tandasnya.
Sedangkan Asisten Daerah III Ahmad Sobari yang dijuluki ‘professor anggaran’ mempertegas fundamental APBD sebagai alat kepala daerah untuk mencapai program yang ditetapkan. Ahmad juga mengingatkan fungsi ratifikasi. Anggaran harus diperiksa oleh DPRD.
Baca Juga:Gadis KretekFormula Anas Banyuwangi
Juga Ahmad mengingatkan perlunya ikhtiar salesmanship dari pihak eksekutif. Menawarkan rancangan anggaran dan menjelaskannya ke legislatif. Hingga ada kesepakatan. Kemudian perlu ada coalition building. Antara suami-istri: legislatif-eksekutif.
Rupanya itu rahasia ‘profesor anggaran’ ketika menjadi Kepala BKAD di zaman Bupati Eep, Ojang Sohandi hingga Imas Aryumningsih. Di masanya, pernah disclaimer tapi tidak gaduh interpelasi.
Seorang nara sumber Lukmantias mengingatkan. Dalam situasi seperti ini, penting dilakukan mitigasi risiko. Antisipasi jika PAD tidak tercapai dan defisit anggaran.
Lalu, ngopi APBD lagi kapan? Pasundan Instititue siap memediasi.(clue)