Opini – Kampus adalah tempat untuk menimba ilmu, mengembangkan ilmu dan sekaligus mengaplikasikan ilmu.
Ketiga orientasi itu harus diterapkan secara sinergis untuk meningkatkan marwah Perguruan Tinggi di kalangan masyarakat sehingga Institusi keilmuan ini tidak hanya dipandang sebagai menara gading akan tetapi menjadi menara kemanfaatan yang menghidupi dan mensejahterakan masyarakat.
Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai salah satu kampus besar di Jawa Tengah bahkan kampus Perguruan Tinggi terbesar di Jawa Tengah dengan jumlah mahasiswa lebih dari 25 .000 menjadi pusat kegiatan keilmuan sekaligus pusat kegiatan ekonomi pada masyarakat sekitarnya.
Baca Juga:Cegah Tengkulak Beli Gabah Murah, Perum Bulog Bangun MRMP Kapasitas 2.000 TonSegera! Akan Ada Taman di Alun-alun Pagaden
Betapa tidak , dengan student body yang amat besar ditambah dosen dan karyawan yang mencapai 1.000 lebih merupakan komunitas yang sangat potensial untuk mengembangkan usaha di sekitar Kampus seperti unit usaha kost mahasiswa, warung makan, laundry, foto copy dan lain-lain yang menjadi kebutuhan pokok mahasiswa.
Sejak pk 6.30 pagi, dimulainya jam kuliah pertama hingga pk 20.00 malam, kampus tak pernah sepi karena kegiatan proses belajar mengajar baik kuliah, praktikum,konsutasi maupun kegiatan pengkayaan mahasiswa melalui organisasi kemahasiswaan baik di tingkat Universitas maupun Fakultas.
Kegiatan tersebut akan memberikan bekal mahasiswa dalam pendalaman ilmu dan pengkayaan ilmu atau dala istilah kemahasiswaan disebut hard skill dan soft skill.
Jika di Perguruan Tinggi umumnya, hanya terdapat tiga kegiatan utama Kampus atau sering disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian serta Pengabdian pada Masyarakat maka di Kampus yang berbasis islam ditambah kegitan Pengembangan Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
Interaksi Mahasiswa-Dosen atau sebaliknya adalah sebuah keniscayaan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Diperluakan etika atau adab sesuai dengan predikat masing masing agar dapat memainkan perannya dengan baik dengan berprinsip pada etika agama maupun kultur yang berlaku.
Cara bertutur, cara berkomunikasi dan berperilaku harus menggunakan etika yang standar sehingga tercipta harmonisasi dalam berinteraksi.
Baca Juga:Sebelum Pesan Grab Food, Sebaiknya Tidak Pesan Makanan Ini untuk Layanan DeliveryJemaah Umrah Terancam Batal Berangkat, Stok Vaksin Meningitis Kosong
Kultur di Universitas Muhammadiyah Surakarta, dalam proses pembelajaran selalu menerapkan integrasi Al Islam dan Kemuhammadiyahan dalam pembelajaran dalam bentuk pengetahuan, sikap dan perilaku sehari hari baik di kampus maupun di luar kampus.