Menjadi Wisata Religi, Mata Air Cikahuripan Banyak Dikunjungi Pejabat

Menjadi Wisata Religi, Mata Air Cikahuripan Banyak Dikunjungi Pejabat
DEDI SARTIA/PASUNDAN EKSPRES KERAMAT: Sumber mata air Cikahuripan di Desa Cintawargi Kecamatan Tegalwaru, menjadi salah satu tempat tujuan wisata religi.
0 Komentar

KARAWANG – Air sebagai sumber kehidupan, menjadi penting bagi kebutuhan hidup. Selain menjadi sumber penghidupan bagi warga di tiga desa, sumber mata air Cikahuripan di Desa Cintawargi Kecamatan Tegalwaru, menjadi salah satu tempat tujuan wisata religi.

Tokoh masyarakat, Ustadz Adom Domiri mengatakan, Cikahuripan dalam bahasa Indonesia memiliki arti air kehidupan.

Jika musim kemarau tiba, sumber mata air yang berasal dari akar pohon inilah yang menghidupi kurang lebih 10.000 warga Kampung Cikahuripan.

Baca Juga:Polres Karawang Gelar Operasi Zebra lodaya, Utamakan Humanis, Preventif dan Represif untuk PengendaraPeraturan Mukab KADIN Merujuk AD/ART di Keppres Terbaru

Sumber mata air ini, sudah ada sejak zaman penjajahan dulu, namun keberadaannya belum begitu diketahui dan dimanfaatkan orang di masa itu.

“Zaman dulu, hanya orang-orang yang tahu khasiat dan berniat mandi untuk memanfaatkan mata air ini,” kata Adom, saat ditemui di mata air Cikahuripan.

Tempat pemandian disana, lanjutnya, bukan hanya sekedar mandi. Tapi, mandi disana dijadikan sebagai syarat berdasarkan petunjuk guru spiritualnya, untuk mencapai hajat atau sesuatu yang hendak diusahakan.

“Seperti halnya orang yang hendak menjalani usaha. Biar lancar gitu atau ada juga orang yang mencalonkan diri sebagai pejabat. Biasanya dia menjalankan ritual ziarah di maqom atau petilasan Mbah Anom, lalu mandi di sini,” kata dia.

Maqom Mbah Anom yang dimaksud, kata dia, adalah makam Raden Anom Wirasuta yang merupakan Bupati kedua Karawang. Ia dilantik menjadi bupati di usia 44 tahun, menggantikan sang ayah Raden Adipati Singaperbangsa, yang merupakan Bupati pertama.

Makam Mbah Anom diatas, tak jauh dari sini, hanya berjarak 1,5 kilometer.

Biasanya, kata Adom, kebanyakan peziarah justru datang dari luar daerah. Seperti dari Banten, Bekasi, Purwakarta, hingga Cianjur. Mereka warga dari luar daerah yang justru meyakini kemanjuran berziarah dan mandi di mata air Cikahuripan.

Baca Juga:Bupati Tunjuk Yuli Merdekawati Plt Camat Kalijati, Ahmad Hidayat PensiunPemdes Rancaudik dan Warga Kompak Bangun Jalan Lingkungan

“Warga sini yah, biasa saja. Mereka hanya mandi, kadang sengaja bawa jerigen ngambil air untuk keperluan di rumah,” ujar dia.

Banyaknya warga dari luar daerah yang ziarah ke makam Bupati dan mandi di mata air Cikahuripan. Biasanya, dimulai pada awal hingga akhir bulan Mulud. Mulud sendiri merupakan bulan Rabiul Awal, dimana Nabi Muhammad SAW dilahirkan.

0 Komentar