Ramalan Anies Jokowi

Ramalan Anies Jokowi
Ramalan Anies Jokowi
0 Komentar

Catatan Lukman Enha

ANIES adalah kebalikan. Anies adalah kesamaan. Anies sekaligus antitesis. Orang memang masih ramai membicarakan sosok Anies Baswedan yang baru selesai jadi Gubernur DKI Jakarta.

Ramai pula membicarakan deklarasi Anies sebagai capres. Di pidato perpisahannya sebagai guburnur dengan warga, Anies menghadap utara. Ditafsirkan loyalisnya sebagai bentuk kesiapan Anies akan berkantor di Jalan Medan Merdeka Utara. Akan berkantor di Istana negara. Sedangkan Balaikota DKI Jakarta ada di Jalan Merdeka Selatan.

Kelak Anies akan menggantikan Jokowi di 2024?

Jika ingin meramal pergantian kepemimpinan, maka kita harus memperhatikan siklus perbedaan dan kebalikan. Figur, pesan, gestur yang sebaliknya. Tapi yang sesuai dengan harapan publik.

Baca Juga:Tokoh Subang Lukmantias Penuhi Undangan Ketua Golkar Elita Budiarti, Diskusi untuk Kemajuan SubangUPDATE Polling Calon Bupati Subang! Ruhimat Menyalip, Pendukung Elita Belum Bergerak

Lihat fakta ini: Setelah 32 tahun rezim militer Soeharto, maka yang didambakan adalah pemimpin dari sipil. Didaulatlah Habibie. Tapi Indonesia saat itu tercerai berai. Butuh pemersatu. Perekat. Kehilangan Timor Timur cukup menyakitkan. Jangan sampai merembet ke Papua.

Maka sosok Gusdur adalah pilihan tepat. Didampingi Megawati sebagai tokoh yang lahir dari reformasi. Kebalikan dari Golkar. Gusdur-Mega, antitesis Soeharto.

Tapi Demokrasi kita pun saat itu belum matang. Banyak emosi terkuras. Banyak perdebatan panjang. Konflik GAM Aceh memanas. Butuh lagi figur militer. Simpati terhadap sosok gagah.

Lahirlah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY juga lahir dari emosi dan simpati publik yang teraduk-aduk. Saat jadi Menkopolhukam di-reshuffle oleh Presiden Megawati.  Jadilah SBY populer, partainya pun populer. Terpilihlah SBY, mengalahkan Megawati di Pilpres 2004. 10 tahun memimpin, hasilnya: GAM tuntas. NKRI tertib. Stabil. Sanksi militer dari AS dicabut.

Tapi dalam NKRI yang sedang tertib itu ada hal yang dirasa terlalu lambat. Kadang begitu. Demi stabilitas, SBY dinilai terlalu banyak kompromi. Terlalu seremoni. Dunia pun kebetulan mempertontonkan itu.

Hingga kemudian dunia terpukau oleh Cina dan Xi Jinping. Cina melesat. Dalam waktu singkat telepon genggam buatan Cina ada di tangan kita. Dulu dicaci maki, kini dicari dan digandrungi. Murah meriah dan canggih.

Dalam sekejap, tak hanya produknya, kebijakan Cina juga demikian berpengaruh di tanah air. Melalui program Belt Road Initiative (BRI). Program pinjaman untuk pembangunan. Cina telah mencengkram.

0 Komentar