Desatana Mitigasi, Upaya Pencegahan Bencana Desa Cikahuripan

masyarakat
0 Komentar

BANDUNG BARAT-Memasuki bulan Oktober 2022, Indonesia mulai memasuki awal musim hujan. Hal ini mendorong masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan akan potensi bencana yang bisa terjadi.

Selain itu, lembaga terkait pun perlu menguatkan sinergi mitigasi dini agar masyarakat dapat terhindar dari risiko akibat bencana. Di Kecamatan Lembang, salah satu mitigasi bencana yang dilakukan adalah desa tangguh bencana (desatana) yang telah dibentuk Desa Cikahuripan.

Kepala Desa Cikahuripan Oman Haryanto membenarkan desanya menjadi desa tangguh bencana. Salah satu programnya yakni mitigasi bencana, dimana masyarakat dilatih oleh para relawan kebencanaan yang kompeten di bidangnya, seperti oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB. “Iya desa kami menjadi desa tangguh bencana (Destana),” ucap Oman Haryanto saat dihubungi Pasundan Ekspres, Selasa (18/10).

Baca Juga:Kades: Butuh Rp2 Miliar untuk Sulap Situ Cinangsi Jadi tempat WisataKetua Akselerasi Puskesmas Indonesia: Kendalikan Kesehatan Ibu dan Balita

Oman juga mengungkapkan antisipasi kebencanaan di wilayahnya atau umumnya di Lembang telah dijadikan lokasi pemasangan alat peringatan dini kebencanaan. “Di RW 2 Desa Cikahuripan telah dipasang alat pendeteksi bencana gempa bumi,” ucapnya.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Pasundan Ekspres, alat tersebut akan memberi peringatan jika terjadi getaran dari dalam bumi dengan mengeluarkan suara alarm yang dapat terdengar sejauh 6 km.

Alat tersebut berbunyi dan mengeluarkan peringatan sesuai dengan kekuatan getaran dari bumi yang mengeluarkan alarm yang memperingatkan waspada hingga peringatan warga harus di evakuasi.

“Mengapa alat tersebut di pasang di desa kami mungkin karena desa kami merupakan desatana yang memiliki relawan yang sudah siap dan terlatih ketika ada bencana mereka langsung terjun,” jelasnya.

Oman mengakui, bahwa Cikahuripan menajadi salah satu daerah yang rawan longsor, sebab memiliki kontur tanah yang labil. “Dalam satu tahun udah ada beberapa kejadian bencana alam. Itu disebabkan tanah yang labil,” ucapnya.(eko/sep)

0 Komentar