Jakarta – Sagu sebagai komoditas perkebunan memiliki potensi luar biasa, jadi peluang usaha menarik dan menguntungkan. Kini, pasar sagu semakin terbuka, muncul pelaku usaha baru tertarik menggeluti bisnis di dunia sagu.
Menteri Pertanian, beri arahan agar setiap jajarannya terus mendorong program/kegiatan berbasis pangan lokal, meningkatkan inovasi produk turunannya untuk menambah nilai jual dan berdaya saing.
“Kementan terus mendukung petani dan pelaku usaha perkebunan agar terus berkreasi supaya sagu menjadi beragam produk pangan sehat, menjadi solusi jitu hadapi krisis pangan dunia. Kolaborasi, sinergi dan komitmen bersama diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah sagu ini guna membangkitkan ekonomi masyarakat karena sagu bisa menjadi bahan pangan lokal untuk ketahanan pangan nasional,” ujar Baginda Siagian, Direktur Perlindungan Perkebunan Ditjen Perkebunan, Kementan.
Baca Juga:Pelaku Penusukan Anak di Cimahi Ditangkap PolisiInilah Pelaku Penusukan Anak di Cimahi, Masih Dikejar Polisi, Usianya Baru 22 Tahun
Baginda menambahkan, Hal menarik dari produk turunan sagu lainnya, kini tak hanya tepung sagu, beras sagu saja, terus bermunculan produk baru seperti mie sagu sehat dan biskuit sagu yang aman untuk dikonsumsi bagi anak-anak yang memiliki sensitivitas terhadap suatu alergi, seperti alergi pada protein gluten.
Produk turunan sagu terbukti telah berhasil, salah satunya Sago Mee, mie berbahan baku sagu ini sangat digemari segala kalangan. Selain karena varian rasa beragam dan rasanya yang enak, kandungan Sago Mee aman dikonsumsi karena Gluten Free, Low Glycemic Index Non-GMO, Non-MSG dan Rich Prebiotic, kemasan menarik serta cara penyajiannya pun mudah dikonsumsi, ditambah tak sulit mencari produk pangan dari sagu ini karena bisa ditemukan di marketplace.
Juniar, selaku pemilik Sago Mee PT. Langit Bumi Lestari mengatakan, SagoMee telah launching sejak Oktober 2020, saat ini mayoritas dijual ke Jawa dan Sumatera, secara online maupun offline. Kemasan cup Sago Mee untuk di daerah Jawa dibandrol seharga Rp. 10.000, sedangkan untuk Sumatera sebesar Rp. 12.000.
“Sago Mee sudah ekspor beberapa kali ke Malaysia. Saat ini beberapa negara lainnya sedang approach untuk ekspor Sago Mee seperti Europe, USA,” ujar Juniar saat dihubungi Tim Ditjen Perkebunan (22/10).
Juniar menambahkan, Sago Mee bisa bantu kita mengenalkan kepada pasar global khususnya generasi muda agar lebih mengenal sagu Indonesia dan ragam produk turunannya. “Indonesia market mie instan Nomor 2 di dunia. Melalui SagoMee ini, edukasi sagu ke kalangan millenial lebih mudah dilakukan,” ujarnya.