Petani dan Pedagang Nanas Khawatir Tanah Garapan PTPN Dibangun Kampus

PTPN
MINTA DIALOG: Ketua Papanas Dian Herdiana meminta pemerintah daerah agar ada sosialisasi dan dialog berkaitan dengan rencana pembangunan kampus UPI di Jalancagak.YAYA SURYANA/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Sampaikan Keluhan ke DPRD Jabar

SUBANG-Dalam beberapa tahun terakhir, Subang selatan menjadi sebuah zona perkembangan ekonomi yang cukup pesat. Hal tersebut ditandai dengan maraknya para investor yang datang untuk menanamkan sahamnya untuk mengelola tanah PTPN.

Para investor selain mencari keuntungan juga ingin membantu pemerintah daerah Subang dalam menggenjot target PAD dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.

Dalam perkembangan berikutnya, zona ekonomi itupun berkembang.

Selain menjadi sebuah destinasi baru yang menjadi ikon Subang selatan sebagai zona pembangunan ekonomi baru, progres rencana pembangunan pemerintah daerah pun meluas

Baca Juga:Pemcam Pamanukan Antisipasi Banjir di PamanukanRidwan Kamil Capres Kebanggaan Jabar, Banyak Disukai Kaum Milenial

Yakni mengenai rencana pembangunan Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang berada di Kecamatan Jalancagak dengan penggunaan lahan PTPN lebih dari 200 Hektar.

Masyarakat Subang tentu sangat bergembira dengan rencana kehadiran perguruan tinggi sekelas UPI berada di Kabupaten Subang.

Terlebih ketika kehadiran perguruan tinggi tersebut bisa memberikan solusi terhadap akses pendidikan bagi generasi muda Subang lulusan SMA. Agar mereka bisa menyelesaikan pendidikanya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni menempuh Strata Satu (S1).

Petani Bergantung dari tanah garapan

Terutama yang terlibat dalam rencana project besar tersebut kepada masyarakat, terutama kepada para penggarap atau petani yang selama ini menggantungkan hidup mereka dari tanah garapan milik PTPN tersebut.

Akibatnya menimbulkan kekhawatiran yang meluas di kalangan para petani dan pedagang nanas. Mereka pun membentuk sebuah Paguyuban Petani dan Pedagang Nanas (Papanas) yang tergabung dalam para petani dari lima desa dengan jumlah anggota 1.200 penggarap.

Ketua Papanas Dian Herdiana meminta pemerintah daerah agar ada sosialisasi dan dialog dengan mereka.

“Selama ini tidak ada sosialisasi, terhadap penggarap, jalan keluarnya bagaimana, selama ini dari pemerintahan sendiri tidak ada yang mengarahkan,” katanya.

Baca Juga:Workshop Pendidikan, Terapkan Model Pembelajaran Lebih Hangat Kepada Anak DidikKegiatan Fisik Masih Berjalan, Kepala BPKAD Karawang Sebut Serapan Anggaran Capai Rp2,8 Triliun

Menurut Dian, yang akan terancam dan terkena imbas dari progres pembangunan zona ekonomi baru wilayah selatan tersebut adalah para penggarap dan para petani.

Selama ini mereka sudah bertahun-tahun menggunakan tanah PTPN tersebut untuk menanam nanas dan menjual hasilnya untuk menghidupi keluarga mereka.

0 Komentar