Krisis Global, PHK dan Kurangi Jam Kerja, FSBP KASBI Tolak Isu PHK Massal

FSBP KASBI
DISKUSI: Coffe Morning yang diadakan oleh Pasundan Institute, bank bjb dan seluruh perusahaan yang ada di Kabupaten Subang di Lembah Sarimas Ciater, Senin (31/10). YAYA/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Subang, Asep Rochman Dimyati menyambut baik kegiatan Coffe Morning yang diadakan oleh Pasundan Institute, bank bjb dan seluruh perusahaan yang ada di Kabupaten Subang di Lembah Sarimas Ciater, Senin (31/10).

“Saya menyambut baik. Ini merupakan tonggak awal kebangkitan dunia usaha di Kabupaten Subang,” kata Asep Rochman Dimyati
Menurut Asep Rochman Dimyati atau biasa dipanggil ARD ini, tahun 2022 dan tahun 2023 adalah tahun-tahunya resesi krisis ekonomi global, dengan ada konflik perang Rusia Ukraina kemudian dampak dari pasca pandemi Covid-19.

“Turunnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, khususnya di Kabupaten Subang. Hal ini, perlu perhatian khusus bagi pelaku-pelaku usaha dan pelaku-pelaku bisnis untuk menyamakan persepsi,” kata Asep Rochman Dimyati.

Baca Juga:Daftar Hero Jungler Tersakit di Game Mobile LegendsBocoran Event 11.11 Game Mobile Legends 2022, Bisa Dapat Skin dan Diamond Gratis!

Hal tersebut menurutnya, bagaimana bisnis di Kabupaten Subang yang banyak memberdayakan masyarakat Subang, agar tidak terlalu berdampak banyak pada pemutusan kerja (PHK), yang menyebabkan semakin banyaknya tingkat pengangguran di Kabupaten Subang.

“Ini yang harus disepakati bersama oleh pelaku-pelaku dunia usaha,” kata Asep Rochman Dimyati.

Resesi global, menurut ARD, kenaikan BBM dan pasca pandemi, telah menyebabkan beberapa perusahaan tidak ada pilihan lain. Akibat mengalami inflasi, perusahaan harus memberhentikan karyawanya, sebagai dampak tidak adanya order dan tidak ada bahan baku. Terutama, pada sektor industri garmen, kaos kaki dan kulit.

“Ada penurunan kurang lebih 30-50 persen order dari pihak pemesan. Tiga produk tersebut terbesarnya itu, Amerika yang pesan,” kata ARD.

Saat ini, Amerika sedang mengalami krisis, sehingga ordernya menurun. Disamping itu menurutnya, ada juga perusahaan yaitu pabrik sokwah sampai sekarang antara bulan November sampai Januari sudah tidak mempunyai order.

“Yang tadinya karyawan 500 orang menjadi 230 orang. Di sini kendala mereka materialnya tidak ada dan ordernya tidak ada. Materialnya dikirim banyak dari Ukraina, karena terjadi peperangan mereka tidak bisa dapat order,” ungkap ARD.

“Bagaimana perusahaan ini bertahan, selain melakukan PHK yaitu dengan mengurangi jam kerja,” kata ARD.

Baca Juga:Cara Dapatkan Diamond Gratis di Game Mobile LegendsIndosat Ooredoo Hutchison Catat Laba Bersih Rp3,7 Triliun

Sementara itu, Federasi Serikat Buruh Persatuan, Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (FSBP KASBI) Kabupaten Subang, menolak keras isu PHK masal sebagai alasan dampak dari adanya resesi global, sebagai akibat adanya konflik perang Rusia-Ukraina dan dampak adanya Covid-19.

0 Komentar