Edisi Khusus Hari Pahlawan : Peran KH Muhyidin Melawan Penjajah Belanda dan Jepang

hari pahlawan
PAHLAWAN: Makam KH Muhyidin atau Mama Pagelaran di Kecamatan Tanjungsiang. DADAN RAMDAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Tokoh ulama kharismatik KH Muhyidin atau lebih dikenal Mama Pagelaran di Kabupaten Subang tak diragukan lagi. Pada era pergerakan kemerdekaan 1945, peran ulama sangat penting, karena mampu menggerakkan santri dan rakyat untuk bersama sama melawan penjajahan Belanda dan Jepang.

Baik saat era Belanda maupun pendudukan Jepang, peran Mama Pagelaran sangat penting. Saat agresi Belanda, turut andil menggerakan santri dan rakyat melalui hizbullah atau laskar jihad saat itu.

Pekik pekik merdeka atau mati berkumandang dimana mana, menumbuhkan semangat perjuangan rakyat untuk melawan dan mengusir penjajahan di bumi pertiwi ini.

Baca Juga:Enung Kembangkan Usaha untuk Biayai Hidup KeluargaAsep Jadi “Pahlawan” Sejak Lulus SD

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga cucu Mama Pagelaran, mengusulkan kepada pemerintah pusat agar KH Muhyidin diberi gelar pahlawan nasional.

Sesepuh Ponpes Pagelaran KH Chotimul Banin yang juga putra bungsu Mama Pagelaran menyampaikan, KH Muhyiddin adalah salah seorang ulama yang berperan dalam membangun dan mempertahankan NKRI. Pada tahun 1939 beliau dipenjarakan oleh pemerintahan kolonial karena menentang penjajahan.

Pada masa penjahahan kolonial Belanda, beliau tak berhenti berdakwah yang mengajak rakyat untuk melawan penjajah. Ketika revolusi kemerdekaan, KH Muhyidin membentuk laskar hizbullah dan bertempur melawan tentara NICA sebagai upaya mempertahankan kemerdekaan.

Salah seorang putranya, yaitu Edeng Abdurrahim gugur dalam pertempuran melawan tantara Belanda di Bandung. KH Muhyiddin sendiri ditahan tentara NICA di Kebonwaru Bandung tahun 1946 – 1948.

Sementara itu, Pimpinan Ponpes Pagelaran I KH. Maman sebagai penerus pendidikan pesantren Pagelaran I yang didirikan oleh KH. Muhyidin menambahkan, Mama Pagelaran pernah ditahan oleh Belanda di Kebonwaru Bandung bahkan ditahan dua kali.
Saat itu, Mama Pagelaran sangat anti kolonial penjajah Belanda sehingga dianggap berbahaya oleh Belanda.”Saat melawan Belanda, Mama Pagelaran bersama santrinya menyerang markas markas Belanda. Inilah bukti peran ulama di Subang KH. Muhyidin menumpas penjajahan Belanda,” tukasnya.(dan/vry)

0 Komentar