BKKBN-Komisi IX DPR Sosialisasi dan KIE Bangga Kencana, Percepat Penurunan Stunting di Jawa Barat

BKKBN
0 Komentar

PURWAKARTA-Guna melaksanakan percepatan penurunan stunting di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Jawa Barat, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan Anggota DPR RI Komisi IX dari Partai Golongan Karya (Golkar) Dra. Wenny Haryanto, SH., menyosialisasikan percepatan penurunan stunting, belum lama ini.

Direktur Bina Akses Pelayanan Keluarga Berencana BKKBN Provinsi Jawa Barat dr. H. Zamhir Setiawan, M. Epid., mengatakan, sosialisasi ini sebagai upaya mencapai target yang ditetapkan Presiden RI Joko Widodo, yakni, pada 2024 angka stunting harus turun hingga 14 persen.

Upaya percepatan dan penurunan stunting ini dilakukan dengan cara sosialisasi, sambungnya, dengan tujuan agar warga dapat mengerti dan mengetahui secara detail bagaimana cara mengatasi permasalahan stunting yang saat ini ada di Indonesia.

Baca Juga:STIQ As-Syifa Gelar Workshop, Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa Menghafal Al-QuranHutan Cikole Ditanami Pohon Upaya jaga Hydrologis

Anak-anak stunting, lanjutnya, berisiko lebih tinggi mengidap penyakit degeneratif, seperti kanker, diabetes, dan obesitas. Penyebabnya adalah karena kebutuhan zat gizi mikro dan makro dalam tubuh tidak terpenuhi secara maksimal.

“BKKBN memiliki alat deteksi dini mengenai Catin (calon pengantin) sudah siap hamil atau belum, yakni aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil),” ucapnya.

Aplikasi ini, kata Zamhir, wujud inovasi BKKBN untuk mencegah stunting pada anak dengan cara mengedukasi remaja mengenai bahaya stunting yang merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis.

“Terkait stunting, perlu menyiapkan generasi muda sedari dini atau sejak dari hulu, sehingga BKKBN mempersiapkan sosialisasi KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) tentang program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana),” katanya.

Sementara itu, Wenny Haryanto menyebutkan, stunting bukanlah penyakit, tapi kondisi gagal tumbuh dan kembang pada 1.000 hari pertama kehidupan. Yakni, sekitar 270 hari dalam kandungan dan 730 hari setelah dilahirkan atau dua tahun pertama.

Cara memperbaikinya adalah dengan pemberian ASI eksklusif sampai enam bulan, baru setelah itu Makan Pendamping ASI (MPASI) dengan gizi yang seimbang.

0 Komentar