Eka Rahmat Komara Petani Muda Asal Subang Pejuang Ketahanan Pangan

Eka Rahmat Komara Petani Muda Asal Subang Pejuang Ketahanan Pangan
0 Komentar

SUBANG-Petani, dapat disebut sebagai pelaku utama dalam lapangan yang berdampak pada ketahanan nasional. Petani berperan sebagai tatanan negara Indonesia. Peran petani pun tidak lepas dari pembangunan pertanian.

Saat ini, sektor pertanian nampaknya belum menjadi daya tarik pekerjaan bagi generasi milenial. Jumlah petani muda masih relatif kecil. Padahal bidang pertanian adalah sektor penyumbang ekonomi terbesar.

Mengingat wilayah Indonesia dikenal sebagai wilayah yang agraris atau wilayah pertanian, peluang petani muda pun sangat banyak sekali yang perlu digali lebih dalam.

Baca Juga:BRI Pamanukan Sukses Gelar Pesta Rakyat Simpedes, Beri Hadiah Mobil untuk Nasabah Hingga Hadirkan Band RifHanya Kirimkan Satu Atlet Catur, Cimahi Targetkan Sabet Medali Emas

Masih banyak anak muda yang berpikir, menjadi seorang petani identik dengan sesuatau yang kurang keren. Tak heran bidang ini masih dipandang sebelah mata.

Namun tidak dengan Eka Rahmat Komara (34), petani muda asal Dusun Pasirjati Desa Pusakajaya Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang. Eka tidak ada basic dasar menjadi petani, tetapi lebih memih menjadi seorang petani.

Eka merupakan lulusan tahun 2014 Fakultas Ekonomi Prodi Manajamen Pemasaran, Universitas Tujuh Belas Agustus Cirebon. Eka pernah bekerja di perusahaan, tetapi memilih untuk menjadi petani muda milenial.

“Awalnya, tahun 2014 setelah lulus kuliah, saya memutusakan bekerja kerja perushaan swasta sebagai admin sebuah perusahaan. Kemudian berhenti kerja tahun 2017. Lalu, pada tahun 2018 melanjutkan usaha milik orang tua sebagai petani. Sekaligus ingin menambah wawasan dan pengetahuan di bidang pertanian.

“Mungkin anak muda sekarang lebih condong bekerja untuk orang lain. Kalau saya, berusaha membuka lapangan pekerjaan bagi anak muda lain, khsususnya di bidang pertanian komoditas padi,” katanya.

Motivasi Eka menjadi petani, ingin mengajak para petani muda untuk sama-sama menjadi regenerasi petani berikutnya. Keduanya, berusaha menjadi pahlawan ketahanan pangan.

“Supaya di Indonesia tidak ada stigma adanya kelaparan. Indonesia dengan lahan yang sangat amat luas masa bisa kelaparan,” jelas Eka.

Baca Juga:Endar Sakti Lubis Wasit Catur Internasional, Orang Indonesia Ketiga yang Bertugas pada Olimpiade CaturWagub Jabar Uu Buka As Syifa Festival 2022, Sampaikan Apresiasi Telah Lahirkan Bibit Unggul

Menurut Eka, petani juga bisa disebut pahlawan karena petani memiliki semangat tinggi, untuk terus bekerja dan beprestasi melakukan tugasnya. Petani menjadi bagian penting dari pejuang pangan dan ketahanan pangan nasional.

“Harapan kepada petani muda, tetap semangat melestarikan lahan pertanian dan memanfaatkan lahan pertanian, serta menjaga kualitas padi agar lebih baik lagi,” pungkasnya.(cdp/vry)

0 Komentar