SMPN Satap 1 Parungbanteng Wujudkan Tatanen di Bale Atikan

SMPN Satap 1 Parungbanteng
0 Komentar

PURWKARTA-Para pelajar di SMPN Satap 1 Parungbanteng diajak untuk membiasakan menanam. Hal itu dalam rangka meningkatkan minat dalam bidang pertanian.

Melalui program Tatanen di Bale Atikan, para siswa-siswi di sekolah yang berlokasi di Desa Parungbanteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta ini pun diajak mengenal sistem pertanian.

Plt Kepala SMPN Satap 1 Parungbanteng, Mokhamad Aripin mengatakan, program Tatanen di Bale Atikan adalah wujud praktik pembelajaran berbasis proyek yang memiliki visi membentuk karakter peserta didik.

Baca Juga:Pekerja Informal Bisa Dapat Perlindungan KetenagakerjaanFKIP Universitas Subang Gelar Gebyar Olahraga Pelajar 2023

“Peserta didik diajarkan kembali bagaimana menanam cabai, seledri, bawang daun atau jenis tanaman lainnya yang memberikan manfaat bagi kebutuhan hidup dan kemandirian pangan. Termasuk cara merawatnya dengan penuh disiplin dan tanggung jawab,” kata Kang Ipin, panggilan akrabnya, Kamis (16/2).

Kang Ipin menyebutkan, peserta didik diberikan pembelajaran berbasis proyek, sehingga melahirkan resonansi yang baik di rumah dan lingkungannya. Program ini pun, sambungnya, terkait dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang sudah diterapkan di seluruh sekolah.

“Tujuannya untuk mengenalkan pertanian sejak dini kepada siswa agar regenerasi petani bisa muncul dari mereka,” ujar Kang Ipin menjelaskan.

Dirinya menilai generasi sekarang belum memiliki ketertarikan kuat dalam bidang pertanian. Generasi milenial, lanjut Kang Ipin, cenderung kurang memahami proses bercocok tanam mulai dari penyemaian hingga panen.

“Mengenalkan tanaman kepada siswa agar terbiasa dalam merawat tanaman. Tanaman yang dipilih komoditas buah-buahan yang bisa untuk perindang, konservasi dan juga menghasilkan, bisa juga untuk edukasi siswa,” ucapnya.

Kang Ipin berharap, kegiatan seperti ini dapat mengarahkan siswa menjadi petani milenial, karena semakin kurangnya minat pemuda dalam bertani menjadi tantangan tersendiri untuk ditangani.

“Mudah-mudahan bisa diarahkan ke petani milenial, kami mulai memberikan edukasi tentang cinta pertanian. Kegiatan itu juga untuk memanfaatkan pekarangan sekolah yang jarang digunakan supaya lebih produktif,” katanya.(add/sep)

0 Komentar