Fenomena Masjid dan Jamaahnya di Indonesia

Fenomena Masjid dan Jamaahnya di Indonesia
0 Komentar

Disamping jumlahnya yang meningkat terus, hampir semua masjid dan mushola berparas cantik dan menarik serta artistik bahkan ada desain dan ornament khusus yang mencitrakan kearabiannya. Masjid juga dilengkapi fasilitas yang memadai seperti warung makan,tempat istirahat, jasa ATM bahkan ada tempat penginapan seperti masjid Jogokaryan di Yogyakarta dan lebih menggembirakan lagi di setiap jasa pelayanan umum seperti SPBMU, warung makan, super market disediakan tempat ibadah yang cukup bagus terutama di jalan protokol yang menghubungkan antara kota satu dengan yang lainnya. Bahkan kebanyakan bangunan masjid saat ini lebih bagus dibandingkan bangunan rumah jamaahnya, ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk membangun tempat ibadah meningkat pesat karena motivasi religi yang dijanjikan dalam ajaran agama. Masjid di setiap kota kabupaten di Jawa khususnya dilengkapi dengan tempat parkir yang luas bagi jamaah bahkan ada yang menyatu dengan alun alun sebagai simbol pusat keramaian atau pusat kegiatan. Masjid Demak adalah masjid peninggalan wali yang bangunannya sangat sakral dengan tiang penyangngga yang kokoh dan dibangun hati karena melalui puasa dan doa. Masjid ini dilengkapi dengan museum dan di depannya merupakan alun alun, pusat keramaian dan di lingkungannya berdiri home stay serta warung makan dan tempat berjualan cindera mata. Artinya bahwa masjid menyatu dengan kegiatan bisnis dan kegiatan masyarakat. Masjid juga berperan untuk mencerdaskan umat dan membangun ekonomi umat termasuk kegiatan pelayanan sosial seperti di jaman Nabi.

Dibalik perkembangan dan dinamika yang menggembirakan tersebut , ada satu pertanyaan mendasar, kenapa banyak masjid yang belum makmur ? bahkan hasil penelitian kemakmuran masjid di DIY bahwa jamaah yang memakmurkan masjid baru sekitar 11-12 persen dari kapasitas masjid. Ini artinya bahwa mereka mungkin melakukan sholatnya di rumah atau tidak berjamaah atau bahkan mereka belum menjalankan sholat atau islam abangan. Masjid hanya makmur ketika sholat Jum’at atau saat ramadhan tiba kecuali masjid tertentu yang sudah mapan jamaahnya. Pada hal, sholat adalah ibadah yang diilai yang pertama kali ketika kita dihisab. Dengan demikian pembangunan masjid yang luar biasa perkembangannya belum diikuti dengan memakmurkan masjid atau meningkatkan peran masjid untuk mendekatkan diri pada sang pencipta. Ini sebuah ironi yang perlu dicari jalan keluarnya. Coba amati masjid di sekitar tempat tinggal kita, betapa sedikitnya umat islam yang melaksanakan sholat berjamaah , lebih lebih di waktu sholat dhuhur, ashar dan subuh. Disamping itu para jamaah umumnya para generasi tua yang berumur di atas 45 tahun.

0 Komentar