Oleh
Drs.H.Priyono,M.Si ( Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Penasehat Takmir Masjid Al Ikhlas Sumberejo,Klaten Selatan,Klaten, Jateng )
Tempat suci bertebaran di muka bumi
Wahana bermunajad kepada Ilahi
Pusat informasi dan pembersih hati
Pusat menggali ilmu dan umat berdiskusi
Kini rumah Allah megah berdiri dihiasi ornament pelangi
Tegak menjulang tinggi agar bisa dilihat lewat hati
Penanda kedekatan umat dengan Ilahi
Kemakmuran masjid jadi masalah masa kini
Baca Juga:Hasil Pertanian Tidak Diimbangi Pengendalian Harga, Petani Terancam PunahPemkab Purwakarta Dorong Desa Miliki Produk Unggulan
Dua bait puisi di atas mungkin bisa merepresentasikan kondisi masjid di Indonesia meskipun belum bisa mewakili setiap daerah terutama yang memiliki kekhasan, akan tetapi apa yang dapat dilihat mungkin seperti itu kondisinya. Semangat untuk membangun masjid yang luar biasa akan tetapi belum diikuti dengan semangat untuk memakmurkannya. Masjid yang makmur mestinya juga bisa membuat sejahtera jamaahnya. Keduanya harus hidup dalam simbiosis mutualistis, saling membutuhkan, tolong menolong dan saling memberi simpati maupun empati.
Jumlah masjid dan mushola terus meningkat baik di pedesaan maupun perkotaan,baik mandiri maupun subsidi dan di Indonesia kini sudah mencapai 800.000 lebih, baik yang berada di lingkungan masyarakat maupun yang melengkapi fasilitas umum seperti SPBMU,Restauran, Rest Area dll.
Jadi rata rata tiap 220 orang di suatu wilayah pasti ada masjidnya cuma distribusi spasialnya belum merata. Rasio kota tentu lebih banyak jumlahnya dibanding desa karena kondisi ekonomi lebih baik dan kepadatan penduduknya lebih tinggi.
Peningkatan jumlah tempat ibadah tersebut sebagai salah satu indikator keimanan seseorang yang berada di dekat masjid bila ia sekaligus pemakmurnya .
Hal ini berdasarkan firman Allah dalam QS At taubah ayat 18 yang berbunyi : “ Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan sholat, menunaikan zakat, dana tidak takut( kepada apapun) kecuali kepada Allah. Maka mudah mudahan mereka termasuk orang orang yang mendapat petunjuk “.
Pesan ayat tersebut adalah bahwa pemakmur masjid itu adalah orang yang beriman dan berjiwa sosial. Dimensi ganda itu harus dimiliki agar pemakmur masjid juga bisa memakmurkan jamaah di sekitar masjid, sehingga diperlukan syarat yang memiliki ekonomi yang kuat disamping keimanan yang kuat juga. Di beberapa ayat dalam Al Qur’an selalu dipesankan bahwa orang yang beriman selalu disandingkan dengan amal sahaleh atau berbuat kebaikan artinya mereka yang sudah menyatakan beriman maka hatinya harus menjadi bersih sehingga menyinari perilakunya.