Untuk kopiah atau songkok dari bahan gedebok pisang, ia menjelaskan, gedebok pisang yang ia gunakan tidak asal pilih, melainkan pohon yang dinilai bagus dan kokoh.
“Setelah terbentuk lembaran gedebok pisang siap produksi, barulah proses pengerjaan dilakukan layaknya mengerjakan songkok atau kopiah pada umumnya. Gedebok digunting sesuai pola lalu dijahit dan dilem pada bagian tertentu,” ujarnya.
Di tahap akhir, lanjut dia, kopiah atau songkok dilapisi cat khusus agar lebih awet sekaligus menarik karena tetap menampilkan serat dan warna asli gedebok pisang saat kering, yakni cokelat keemasan.
Baca Juga:Beban Honor PPPK Capai Rp70 M, Pemkab Rasionalisasi Anggaran hingga KecamatanDisperindag Karawang Pastikan Stok Sembako Aman
Kang Ipin mengaku dalam pembuatan songkok diperlukan kehati-hatian agar tidak patah. Menurutnya, meskipun dari pelepah pisang tetapi tetap lentur seperti pada umumnya saat dikenakan.
“Songkok hanya diproduksi secara temporari atau waktu tertentu karena tidak mau menimbun gedebok dalam waktu lama. Jadi kalau menerima pesanan dan untuk kebutuhan tertentu. Tidak ada batasan jumlah pesanan, berapa pun kami terima asalkan mau menunggu dan bisa memesan berbagai ukuran,” ucapnya.
Kang Ipin berharap, kedua produk tersebut bisa dipasarkan ke pasar internasional sehingga bisa membangkitkan ekonomi masyarakat di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta.
“Kami harap melalui pengenalan kedua produk kepada perwakilan kedutaan besar Malaysia ini bisa menjadikan produk asal Kecamatan Sukasari mendunia,” katanya penuh harap.(add/ery)