SUBANG-Pasca banjir yang terjadi di Pantura bulan lalu khususnya di Desa Mulyasari, Kecamatan Pamanukan masih belum dilakukan normalisasi pada sungai Cipunagara yang terdapat di daerah tersebut.
Kepala Desa Mulyasari Hasanudin Masawi mengatakan, aliran Sungai Cipunagara merupakan pertemuan antara aliran Sungai Cigadung dan Kalensema yang mengalami pendangkalan.
Menurutnya, hingga kini belum dilakukan normalisasi atau pengerukan sungai. Karena ada beberap faktor yang menghambat normaliasi tersebut.
Baca Juga:Orang Tua Sakit, Pasangan Asal Subang Menikah di Ruang ICU RSUD100 Narapidana di Lapas Subang Ikuti Pesantren Kilat
“Mau dilakukan normalisasi juga pun terkendala akses jalan yang sempit dan tidak memungkinkan alat berat bisa melintas,” ujarnya.
Karena sulitnya alat berat yang tidak bisa menjangkau lokasi sungai, maka normalisasi harus dilakukan secara manual oleh tenaga manusia untuk mencangkul sungai tersebut.
“Karena alat berat tidak bisa menjangkau lokasi, para pekerja harus melakukan upaya mengeruk bantaran kali dengan menggunakan cangkul yang kemudian tanahnya dimasukkan kedalam karung,” jelasnya.
Hasanudin Masawi pun menyebutkan, selain terkendalanya akses jalan, kendala biaya dan belum adanya kucuran dana dari pemerintah pun menjadi pemicu terhambatnya normalisasi tersebut.
“Untuk normalisasi kami hanya memiliki dana BKUD Kabupaten kurang lebih Rp60 juta. Dana dari pemerintah pusat maupun BBWS belum turun. Entah dana tersebut kapan akan turunnya,” kata Hasanudin.
Untuk antisipasi sementara, menurut Hasanudin pihaknya akan melakukan normalisasi menggunakan dana BKUD. Tetapi normalisasi tersebut akan berjalan jika debit air Sungai Cipunagara sudah stabil.
Salah satu warga Pantura Lutfi berharap normalisasi sungai segera dilakulan agar tidak terjadi banjir tahunan yang berdampak bagi warga sekitar khususnya warga Mulayasari.
Baca Juga:Ridwan Kamil Sebut Perbaikan Jalan Menjelang Lebaran Selesai 50 PersenPolres Subang Sediakan Layanan Penitipan Motor Gratis Saat MudikÂ
“Kalau banjir, kasihan sama warga Mulyasari harus mengungsi di bawah flyover Pamanukan. Belum lagi setelah banjirnya surut rumah-rumah korban yang terdampak banjir ada yang rusak,” ujarnya.
Selain itu, ia pun berharap kepada pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat segera untuk melakukan pembuatan embung maupun sodetan di Desa Mulyasari agar bisa mengatasi masalah banjir.(cdp/ysp)