Tata Cara Sholat Sunnah Malam Lailatul Qadar untuk Pahala dan Keberkahan yang Berkali-kali Lipat

tata cara sholat malam lailatul qodar
tata cara sholat malam lailatul qodar
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat istimewa dalam bulan Ramadhan, apalagi jika kita melaksanakan sholat.

Pada malam ini, ibadah kita akan dilipatgandakan berkali-kali lipat.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengisi malam Lailatul Qadar dengan berbagai amal ibadah.

Salah satu ibadah yang banyak dilakukan pada malam tersebut adalah sholat sunnah saat malam Lailatul Qadar .

Baca Juga:10 Cara Untuk Mengembangkan Upaya Berpikir Inovatif, Pertama Adalah…3 TEKS CERAMAH JUMAAT SINGKAT RAMADHAN BAHASA INDONESIA

Meskipun tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadits dan kitab-kitab fiqih, namun kita dapat mengambil tuntunan shalat sunnah malam Lailatul Qadar dari Kitab Durratun Nashihin.

Berikut adalah tata cara shalat sunnah malam Lailatul Qadar yang dapat diikuti:
  • Melakukan dua rakaat shalat sunnah seperti biasa, dengan membaca Surat Al-Fatihah pada rakaat pertama.
  • Setelah Surat Al-Fatihah, membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 7 kali pada rakaat pertama.
  • Melanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah pada rakaat kedua.
  • Setelah Surat Al-Fatihah, membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 7 kali pada rakaat kedua.
  • Setelah salam, membaca istighfar sebanyak 70 kali dengan lafal sebagai berikut:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Artinya: “Aku memohon ampunan Allah dan aku bertobat kepada-Nya.”

Menurut riwayat yang terdapat dalam Kitab Durratun Nashihin, bagi orang yang mengamalkan shalat sunnah dua rakaat malam Lailatul Qadar.

Allah akan mengampuninya dan mengampuni kedua orang tuanya ketika ia bangun dari duduknya.

Allah juga akan mengutus malaikat ke surga untuk menanam pohon, membangun istana, dan menggali sungai di surga bagi orang yang mengamalkan shalat sunnah Lailatul Qadar.

Orang tersebut akan melihatnya sebelum meninggal dunia (Lihat Syekh Utsman Al-Khaubawi, Durratun Nashihin fil Wa‘zhi wal Irsyad, [Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa tahun], halaman 285-286).

Meskipun demikian, riwayat dari sahabat Ibnu Abbas ra dalam Kitab Durratun Nashihin ini masih dipermasalahkan.

Baca Juga:Cara Simpel Resep Kue Kacang Lebaran : Enak & Menggiurkan7 Resep Kue Lebaran yang Sedang Tren: Bikin Lebaran Semakin Wah

Riwayat tersebut dikutip dari Tafsir Al-Hanafi, namun tidak pernah ditemukan dalam kitab-kitab hadits yang menjadi rujukan dalam merumuskan hukum Islam (fiqih).

0 Komentar