Lailatul Qadar pada tahun 2021, sesuai rincian perhitungan Lailatul Qadar dalam kitab Hasyiah al-Bajury, diperkirakan pada hari ke-25, atau hari Jumat, 07 Mei 2021.
Kitab Hasyiah al-Bajury dalam juz pertama halaman 304, mencantumkan kaidah lain:
وإناجميعا إن نصم يوم جمعة # ففى تاسع العشرين خذ ليلة القدر وإن كان يوم السبت أول صومنا#فحادي وعشرين إعتمده بلاعذر وإن هلّ يوم الصوم فى أحد # ففى سابع العشرين مارمت فاستقر وإن هلّ بالإثنين فاعلم بأنّه # يوافيك نيل الوصل فى تاسع العشرى ويوم الثلاثاإن بدا الشهرفاعتمد # على خامس العشرين تحظ بها القدر وفى الأربعاء إن هلّ يامن يرومها # فدونك فاطلب وصلها سابع العشي ويوم الخميس إن بدا الشهر فاجتهد # توافيك بعد العشر فى ليلة الوتر
(Jika awal puasanya Jumat maka pada malam ke-29; jika Sabtu maka pada malam ke-21; jika Ahad maka pada malam ke-27; jika pada Senin maka pada malam ke-29; jika Selasa maka pada malam ke-25; jika Rabu maka pada malam ke-27; jika Kamis maka pada sepuluh akhir malam-malam ganjil).
Kesimpulan Kedua Kitab
Menelaah rincian dari kedua kitab tersebut di atas, malam Lailatul Qadar pada bulan puasa tahun 2021 ini kemungkinan akan berbeda-beda.
HAKIKAT KEBENARAN HANYA MILIK ALLAH S.W.T
Baca Juga:Bingung Lupa Password Instagram dan Email Tidak Aktif? Ikuti Cara Mudah Ini!Mudik Gratis Kembali Diadakan Pemdaprov Jabar setelah Pandemi COVID-19
Adapun tentang hakikat kepastian dan kebenarannya, jawaban terbaiknya adalah wallahu ‘a’lam (Hanya Allah Yang Maha Mengetahui).
Walaupun konsentrasi qiyam ramadhan serta ibadah kita tentu saja tidak salah jika berfokus pada kaidah dari kedua kitab tersebut,
Mencari Malam Lailatul Qadar susdah seharusnya pada malam atau tanggal berapapun di bulan ramadhan, terlebih lagi malam-malam akhir ramadhan.
Isyarat Nabi Muhammad S.A.W tentang Malam Lailatul Qadar
Kembali kepada hakikat, tidak ada manusia yang mengetahui kepastian waktu terjadinya Lailatul Qadar kecuali ALLAH S.W.T
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تَحَرَّوْا ليلة القدر في العشر الأواخر من رمضان
“Carilah Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. ” (Muttafaqun ‘alaihi dari Aisyah radliyallahu ‘anha)
Kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan keterangan, dari Aisyah r.a berkata:
كَانَ رَسُوْلُ الله إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ{ هذا لفظ البخاري}
“Bila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (H.R Al-Bukhari).
Dari Aisyah r.a, Imam Muslim meriwayatkan:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ يَجْتَهِدُ فِيْ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مَالاَ يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ
Baca Juga:Tingkat Kunjungan Wisata Diprediksi Naik 30 Persen, Ini Pesan Kadisparbud JabarWarga Serbu Bazaar Ramadan bank bjb 1444H di Gedung Sate
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh dalam sepuluh hari akhir bulan Ramadhan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan lainnya.” (H.R. Muslim)
Dalam shahihain disebutkan keterangan dari Aisyah r.a:
أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ الله
“Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, sehingga Allah mewafatkan beliau.”